2. Orang dengan GID menampilkan dua atau lebih kepribadian pada situasi yang berbeda. Misalnya, ada laki-laki berusia 30 tahun.
Kepribadiannya lemah, tidak mampu mengambil keputusan, rapuh, sensitif. Tapi dia juga memiliki kepribadian berbeda yaitu berani, cepat tanggap, tidak kenal kompromi, dan sebagainya.
Kepribadian kedua itu (alter) akan muncul beberapa kali
3. Dua atau lebih dari kepribadian ini secara berulang mengambil kontrol penuh atas perilaku individu itu. Inangnya (kepribadian induk) ditinggalkan.
Jadi perilaku individu itu sepenuhnya berada di dalam kendali kepribadian alter.
4. Ada kegagalan untuk mengingat kembali informasi pribadi penting yang terlalu substansial untuk dianggap sebagai lupa biasa.
Kalau lupa biasa itu, misalnya lupa menaruh kunci mobil di mana, lupa pengalaman masa kecil waktu umur 5 tahun (sekarang umur 30 tahun), lupa minum obat (jadi dobel dosis), dan sebagainya.
5. Gangguan bukan disebabkan oleh efek-efek fisiologis atau kondisi medis secara umum. Maksudnya gangguan itu bukan karena penyakit fisik.
Perubahan itu bisa terjadi dalam waktu cepat dan bisa berlangsung lama. Kembali pada contoh di atas. Kepribadian inang (asli) adalah Ani.
Nah, kalau si Mona yang muncul, bisa jadi si Mona itu mengambil alih kepribadian Ani untuk jangka waktu cukup lama sampai kepribadian lainnya merasa perlu untuk muncul.
Biasanya karena ada peristiwa yang tidak mampu diatasi baik oleh Ani, Mona atau pun Susi.
Penulis: Naftalia Kusumawardhani, Psikolog.
Untuk membaca artikel ini secara lebih lengkap, silakan klik Kompasiana: Kepribadian Ganda, Satu Orang, Tapi Kok Beda, Ya?