News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buah Hati

Anak Susah Makan? Inilah Lima Kemungkinan Penyebabnya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketika anak susah makan, harus banyak bersiasat menggugah selera makannya.

TRIBUNNEWS.COM - Anak susah makan? Hmm… Anda tak sendirian. Persoalan anak susah makan menjadi perkara yang sering dikeluhkan orangtua.

Berbagai upaya untuk menarik minat dan selera makan anak telah dilakukan tapi tetap saja belum berhasil mengatasi masalah ini.

Umumnya, masalah anak susah makan muncul ketika memasuki usia tahun pertama dan balita.

Menyadari beragam masalah akan muncul, terutama soal kecukupan gizi anak, tentunya membuat orangtua khawatir. Apalagi ia dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.

Secara prinsip, menurut dr. Florentina M. Rahardja, M.Gizi, Sp.GK dari RS Royal Taruma, Jakarta, faktor penyebab anak susah makan terbagi menjadi dua, yaitu fisik dan psikis.

“Faktor fisik terkait dengan masalah pada organ tertentu misalnya pada area mulut dan gigi serta pencernaan. Atau adanya infeksi pada tubuh Si Kecil.

Sedangkan, faktor psikis terkait masalah psikologis, misalnya seperti suasana makan yang kurang menyenangkan, atau anak dipaksa makan dengan menu yang kurang disukai.”

Latar belakang anak susah makan juga bisa disebabkan ada beberapa hal. Nah, berikut beberapa masalah sulit makan pada anak dan solusi yang bisa dilakukan orangtua.

1. Picky Eater

Anak suka pilih-pilih makanan? Hanya mau dengan jenis makanan tertentu? Itulah yang disebut picky eater. Umumnya, masalah ini terjadi kala usia anak 2-3 tahun.

Namun bisa berlanjut hingga usia 6 tahun. Sebenarnya, picky eater adalah suatu tahapan yang normal karena pada dasarnya anak akan melalui periode memilih makanan.

Jika anak cenderung picky (pemilih) perlu diketahui penyebabnya, mungkin tekstur, rasa, tampilan makanan yang kurang menggugah selera dan kurang variatif.

Atau anak mengalami problem pada area mulut seperti sensori atau motorik oral. Atau, mungkin anak sedang sakit. Nah, berikut upaya yang bisa dilakukan:

• Hindari memaksa/menghukum anak,

• Kenalkan beragam makanan dengan bentuk, rasa, tekstur, warna yang berbeda-beda.

• Sajikan makanan dengan menarik sehingga meningkatkan selera makan anak. Plus, beri perlengkapan makan dan minum dengan gambar/motif favoritnya.

• Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.

2. Makan Diemut

Terkadang, ada anak yang tak kunjung menelan makanan yang sudah berada di mulutnya. Ia hanya mengemut makanan itu.

Nah, untuk anak susah makan kasus ini, faktor penyebabnya pun bisa beragam. Boleh jadi ia sedang sakit gigi, tumbuh gigi, sariawan atau bahkan radang tenggorokan.

Kendala lain yang mungkin muncul misalnya, karena ada masalah sensorik di area mulut atau ada masalah pada sistem pencernaan. Bisa juga karena ia merasa bosan dengan menu makanan yang disajikan.

Ada juga anak yang mengemut makanan karena sebelumnya merasa trauma lantaran dipaksa makan. Alhasil ia mengemut makan untuk mencari rasa aman. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk anak yang suka mengemut makanan, di antaranya:

• Ajak anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kalau-kalau ada masalah pada gigi, mulut atau tenggorokan sehingga bisa ditangani segera.

• Hindari memaksa si kecil untuk segera mengunyah dan menelan makanan di mulutnya. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti bahwa ia perlu mengunyah dan menelan makanan.

• Coba beri anak makan sedikit-sedikit, dalam porsi suapan kecil.

• Pastikan Anda menghindangkan menu yang bervariasi, dengan sajian yang menarik dan menggugah selera makan.

• Hindari memberi anak makanan dengan rasa dan bau menyengat karena justru bisa merangsang mual.

3. Tak Mau Makan

Terdengar cukup ekstrem. Tapi faktanya, memang ada anak yang bukan sembarang susah makan, tapi lebih dari itu, ia menolak makan.

Dalam bahasa lain dikenal istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM). Disajikan menu apapun dan seenak apapun tetap saja mulutnya terkunci.

Seperti dikatakan, Dr. Bradley C. Riemann dari Rogers Memorial Hospital, Milwaukee, AS,sekitar 20 persen anak balita menolak makan (fussy eating). Penyebabnya, anak tak menyukai rasa, tekstur, bau/aroma,dan tampilan makanan yang disajikan.

Atau, ia pernah mengalami kejadian trauma. Misal, si anak pernah tersedak makanan kenyal sehingga ia menolak semua makanan kenyal karena takut kejadian serupa terulang.

Penyebab lain, kemungkinan ia memiliki sensitivitas berlebih terhadap rasa dan aroma makanan. Berikut upaya yang bisa dilakukan:

- Coba sediakan makanan yang menggugah selera dengan tampilan menarik.

- Beri sebanyak mungkin variasi makanan dan memberi pilihan berbagai makanan baru dengan rasa yang nikmat.

- Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Baca: Anak Susah Makan Karena Cacingan?

4. Tak Merasa Lapar (Kenyang Terus)

Waktu makan tiba, tapi menu yang disajikan tak sedikit pun disentuh dan dicicipi anak. Alasannya, ia tak merasa lapar. Perutnya kenyang.

Olala, apa yang terjadi? Kemungkinan anak susah makan karena terlalu banyak makan snack/camilan.

Ia merasa kenyang lantaran terbiasa mengonsumsi makanan yang manis seperti permen, es krim, biskuit atau panganan manis lainnya.

Atau bisa jadi ini adalah cara anak untuk menarik perhatian orangtuanya. Upaya yang bisa dilakukan adalah:

- Atur jadwal makan dengan baik, entah itu sarapan, makan siang, dan makan malam.

- Termasuk makan camilan di sela-sela jam makan besar/wajib.

- Hindari makan lebih dari 30 menit. Hentikan acara makan meski anak belum selesai menghabiskan makanan. Beri kembali makanan pada jadwal makan berikutnya atau jadwal makan selingan.

- Hindari pemberian makanan manis menjelang makan agar perutnya tidak kenyang.

- Ciptakan suasana makan yang nyaman dan santai.

- Temani anak makan untuk memenuhi kebutuhan terhadap perhatian.

- Sajikan menu harian yang variatif dan favoritnya demi membangkitkan selera. Tapi pastikan kebutuhan kalori dan zat gizi hariannya terpenuhi.

- Pastikan anak makan makanan utama sebelum makan makanan penutup yang manis.

- Buatlah camilan sendiri yang sehat menggunakan buah-buahan sebagai sumber rasa manis. Misalnya, sate buah, apel panggang, dan lainnya.

- Hindari menjadikan makanan manis sebagai hadiah bila ia melakukan sesuatu yang baik.

- Jadi model yang baik bagi anak dengan tidak membiasakan jajan.

- Hindari terlalu banyak minuman manis karena dapat menurunkan nafsu makan.

5. Alergi makanan

Ada juga anak susah makan lantaran alergi makanan. Misalnya, kalau habis makan telur, kulitnya jadi terasa gatal.

Selain dipengaruhi faktor genetik, penyebabnya bisa karena sistem pencernaan belum matang.

Perlu diketahui, pada sistem pencernaan yang matang, terdapat selaput di usus dan gerak peristaltik usus yang berfungsi melindungi dan menghalangi alergen masuk tubuh. Nah, pada sistem pencernaan belum matang, sistem pelindung itu belumlah berfungsi.

Yang dapat dilakukan adalah:

- Konsultasi kepada ahli untuk mencari faktor penyebab melalui tes alergi.

- Hindari makanan alergen/pemicu alergi. Bila alergi disebabkan faktor genetik, ikuti pada jenis makanan yang dihindari orangtua.

- Ciptakan suasana makan menyenangkan.

Hilman Hilmansyah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini