Jadi, seks tetap penting, namun masih banyak juga hal lain yang juga harus diberi perhatian.
Mitos: Orgasme = G-spot
Fakta: Orgasme tak selalu terjadi karena G-spot.
Memang benar, setiap wanita memiliki G-spot (Gräfenberg Spot). Dan sudah banyak diketahui bahwa G-spot merupakan pusat rangsangan seksual pada vagina.
Namun, tidak selalu G-spot itu bisa membuat wanita memperoleh orgasme. Jadi, jangan menjadikan G-spot sebagai satu-satunya harapan untuk memperoleh kenikmatan.
Masih banyak jalan lain ke Roma, masih banyak cara supaya bisa memperoleh kepuasan hubungan suami-istri.
Misalnya, melalui foreplay yang intens, sentuhan, komunikasi selama hubungan intim, dan sebagainya.
Mitos: Wanita enggan membicarakan seks karena tabu.
Fakta: Sebagian besar wanita justru lebih sering membicarakan seks daripada pria.
Ngomongin seks? Tabu, ah!
Tidak benar juga. Bahkan, menurut penelitian, sebagian besar wanita terbukti lebih sering membincangkan seks di antara mereka ketimbang kaum pria. Topik-topik yang disukai wanita antara lain soal penampilan lawan jenis, penyakit menular seksual, rangsangan seksual, dan kontrasepsi yang tepat. Topik lain yang juga menjadi minat wanita adalah soal pengalaman berkencan dan indahnya hubungan yang romantis. Sementara kaum pria lebih suka membicarkan persoalan seks secara umum. Namun, tentu ada juga wanita yang tidak suka membicarakan seks.
Mitos: Wanita etnis tertentu seksnya hebat.
Fakta: Salah! Secara fisik, tidak ada perbedaan pada vagina karena berbeda etnis.
Banyak mitos seputar kehebatan seksual wanita dari etnis tertentu yang beredar luas di masyarakat, dan ini jelas tidak benar.