TRIBUNNEWS.COM - Si kecil mengeluh sakit perut? Hati-hati ya, Ma, mungkin saja penyebabnya bukan sekadar karena ia belum BAB, habis makan makanan pedas, atau karena sebenarnya sedang lapar.
Masalahnya, karena masih kecil, ia belum bisa menggambarkan rasa sakit yang dialaminya.
Ada kemungkinan, anak sakit maag.
Biasanya dokter lebih memilih istilah dispepsia untuk gejala-gejala seperti perut kembung dan agak perih yang terjadi pada anak-anak.
Namun orang awam sering mengasosiasikan gejala tersebut sebagai maag.
Padahal, maag pada anak-anak tidak sama dengan yang terjadi pada orang dewasa.
Perbedaannya, maag pada orang dewasa biasanya bisa sampai mengakibatkan luka lambung.
Menurut situs Kidshealth.org, pada orang dewasa, maag umumnya dipicu oleh pola makan yang tidak teratur.
Namun, maag juga bisa disebabkan oleh bakteri yang bersarang di lambung, yaitu Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri ini bisa memicu infeksi yang menyebabkan peradangan pada dinding lambung (gastritis).
Sedangkan maag pada anak umumnya hanya berupa iritasi lambung, dan ini pun jarang terjadi.
Penyebab iritasi umumnya karena anak mengonsumsi makanan yang sebenarnya belum dapat diterima lambung, semisal makanan pedas.
Tidak semua anak tahan dengan makanan pedas. Bahkan selain bikin perut perih, makanan pedas bisa berakibat lebih parah, yakni muntah-muntah dan BAB berdarah.
Cara mengatasi:
Sebaiknya bila ada gejala-gejala dispepsia, anak harus diperiksa dan diobati lebih lanjut. Untuk sementara, hindari makanan yang asam berminyak, pedas, dan juga minuman yang mengandung kafein seperti teh, kopi, dan soft drink.
Kafein bisa merangsang pengeluaran asam di lambung dan membuat radang semakin parah. Jika perutnya anak sakit, berikan makanan lunak.
Nah, meskipun maag pada anak sangat jarang terjadi, anak-anak bisa saja mengalami gejala seperti rasa panas di ulu hati, mual, muntah, nyeri di dada, kehilangan nafsu makan, sering bersendawa, sulit makan, atau fesesnya berdarah.
Ini merupakan gejala umum pada penyakit anak, dan tidak selalu berarti maag.
Namun jika gejala ini terlihat, sebaiknya Mama segera membawa si kecil ke dokter untuk dirujuk pada dokter yang berspesialisasi di bidang gastroenterologi (penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan).
(Tabloidnova.com*/Dini)