TRIBUNNEWS.COM - Patah hati ternyata memang mampu membuat seseorang menjadi stres, depresi, bahkan jatuh sakit.
Semua ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Pada saat patah hati, ada beberapa hal yang terjadi pada tubuh seseorang karena tekanan atau stres yang dialami.
Berikut lima hal yang terjadi pada tubuh seseorang saat mengalami patah hati.
Depresi
Otak kita mengalami stres atau tekanan yang sangat besar saat patah hati. Yap, perasaan kelihalang atau ditolak bias bikin kita merasa jadi kurang menghargai diri kita sendiri.
Apalagi kalau patah hati ini terjadi karena sebuah kejadian yang menyakitkan seperti putus yang enggak baik-baik.
Para peneliti di Virginia Commonwealth University in Richmond menemukan kalau perasaan jadi kurang menghargai diri kita sendiri (karena merasa ditolak atau enggak diinginkan lagi) ini yang akhirnya membuat otak kita merasakan tekanan tinggi dan depresi.
Otak kita menangkap rasa sakit fisik yang sesungguhnya
Saat patah hati, kita suka merasa perut atau dada kita terasa beneran sakit, pokoknya tiba-tiba badan kita tersa sakit, kaku atau enggak enah deh.
Menurut Naomi Eisenbuerger, Ph.D, asisten professor jurusan psikologi di University of California, daerah di otak yang bereaksi saat kita mengalami rasa sakit fisik, sama dengan daerah yang bereaksi saat kiat mengalami penolakan (patah hati).
Makanya saat kita patah hati, otak kita menangkap kalau tubuh kita benar-benar mengalami sakit fisik. Makanya enggak salah kalau patah hati itu emang sakit banget.
Dibanjiri hormon stres yang bikin sakit atau enggak enak badan
Saat kita jatuh cinta, tubuh kita dipenuhi oleh hormone dopamine dan oxytocin sehingga kita terus merasa bahagia.
Nah, pas kita berada dalam kondisi patah hati, merasa sakit dan tertekan, otak kita memompa semua hormon yang memicu stres, yaitu cortisol dan epinephrine.