Jangan juga tergoda dengan produk yang hanya ditabur serpihan gandum di permukaannya, sehingga seolah-olah terbuat dari gandum utuh.
Setidaknya sudah ada tujuh studi yang menunjukkan, bahwa perempuan dan laki-laki yang makan gandum utuh memiliki risiko lebih rendah mengidap penyakit jantung sebesar 20 sampai 30 persen.
Sebaliknya, mereka yang memilih produk instan dari biji-bijian olahan, lebih berisiko terkena serangan jantung, resistensi insulin, dan tekanan darah tinggi.
3. Salt atau garam
Lebih dari setengah garam atau sodium yang kita konsumsi setiap hari tidak berasal dari garam di meja atau dapur.
Kita lebih banyak mengonsumsinya dari makanan instan atau makanan olahan. Seperti sup instan, saus, mie instan dan lain sebagainya.
WHO menganjurkan konsumsi garam maksimal 5 g sehari.
Sedangkan berdasarkan data Susenas pada 2002, 2007, dan 2009 (Hardinsyah, 2011), rata-rata konsumsi garam penduduk Indonesia masing-masing adalah antara 5,7 – 63 gram per hari; itu artinya lebih tinggi dari standar WHO.
Untuk diketahui, sebanyak 98 persen asupan sodium akan diserap di usus, dan kelebihannya akan disaring di ginjal, dan dikeluarkan melalui keringat dan urin.
Sayangnya, seiring dengan pertambahan usia, fungsi ginjal cenderung menurun.
Akibatnya, kelebihan sodium menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Konsumsi garam yang berlebihan terkait erat dengan peningkatan risiko beberapa penyakit kronis, terutama tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung.
Mengurangi konsumsi makanan instan dan olahan pabrik akan sangat membantu agar tubuh tidak kelebihan sodium.
4. High-fructose corn syrup alias siru jagung fruktorsa tinggi