Kemudian Food and Drug Administration (FDA) mengijinkan penggunaan Big Blue portabel yang memiliki berat hanya sekitar 6 kilogram. Mesin tersebut bisa dibawa ke mana-mana di dalam tas punggung.
"Ini seperti jantung sungguhan. Saya hanya merasa seperti menenteng tas punggung dengan buku di dalamnya," kata Larkin.
Larkin membawa "jantungya" itu ke mana pun ia pergi selama 24 jam setiap hari, tujuh hari seminggu. Ia pun menjadi pria pertama dalam sejarah yang jantungnya digantikan oleh mesin.
Dengan jantung portabel itu, Larkin bisa beraktivitas relatif normal, ia bahkan masih bisa bermain basket.
Hingga akhirnya pada Mei 2016, tim dokter mengambil tas punggungnya itu dan menggantinya dengan jantung asli.
Operasi transplantasi yang sudah dinantikan selama 555 hari pun akhirnya bisa dilakukan.
Selain Larkin, ternyata kakak dan adiknya juga menderita penyakit yang sama. ARVD kemudian diketahui merupakan penyakit jantung genetik di keluarganya.
Dominique, adik Larkin, juga harus dipasangkan defibrilator dan ketika kondisi jantungnya semakin buruk, ia juga harus menjalani bed rest dengan mesin Big Blue.
Beruntung karena kakak dan adik Larkin akhirnya bisa menerima cangkok jantung. Tetapi dua dari tiga anak Dominique meninggal dunia karena penyakit jantung bawaan tersebut.