TRIBUNNEWS.COM - Apa sih godaan terbesar yang paling berat saat Idul Fitri? Ya, mencicipi semua hidangan yang tersedia di Hari Kemenangan itu.
Berbagai makanan lezat dan minuman, semua bisa dinikmati sepuasnya dan seolah tidak ada batasannya.
Namun, perlu untuk mengontrol nafsu makan saat Lebaran agar tak jatuh sakit.
Godaan yang besar itu sering membuat orang “lupa daratan”.
Walhasil, sebagian dari kita justru jatuh sakit usai lebaran karena kolesterol, asam urat, hingga gula yang membumbung. Amit-amit deh. Maka itu, penting untuk mengontrol nafsu makan saat lebaran agar tak jatuh sakit.
Jatuh sakit setelah lebaran, menurut Dr Saptawati Bardosono, MSc, dokter ilmu gizi dari FKUI, biasanya terjadi akibat menyantap hidangan Lebaran yang mengandung lemak tinggi yang berasal dari santan.
Oleh karena itulah, kita perlu pertimbangan matang sebelum mengonsumsinya.
Perlu diketahui, makanan ber lemak tinggi akan menyumbang energi atau kalori yang tinggi pula. Hitung-hitunganya begini.
Satu gram lemak akan menyumbang 9 kalori. Sedangkan, satu gram karbohidrat dan protein akan menyumbang empat kalori.
Gambaran sederhananya seperti ini. Satu potong daging sapi atau ayam seberat 20 gram mengandung 180 kalori.
Bila diolah menggunakan santan, maka akan mendapat tambahan 50 kalori.
Ditambah lagi, bumbu yang dimasukan ke dalamnya, maka satu gram daging opor dapat mengandung 200 hingga 250 kalori.
Nah, jika semua digabungkan dalam satu piring, hidangan tersebut sudah menyumbang lebih dari 500 kalori.
Makanan itu tadi baru santapan di pagi hari. Jika digabungkan dengan makan siang, makan malam, dan camilan lainnya, maka sehari kita bisa menyantap lebih dari 3000 kalori sehari saat lebaran.
Padahal, umumnya jumlah kecukupan gizi rata-rata orang dewasa sekitar 2000 hingga 2500 kalori per hari.
Nah agar tak jatuh sakit, Anda perlu mengontrol apa yang dikonsumsi.