Kehamilan tanpa suntikan immunoglobulin Anti-D mempunyai peluang untuk selamat hanya 5%, suntikan ini akan mengurangi risiko hingga 1%.
Bahkan bila digunakan dengan tepat, bisa mengurangi risiko hingga 0.07% (yang berarti peluang selamat meningkat hingga 99.93%).
"Pada kasus keguguran, aborsi dan terminasi pun suntikan ini perlu diberikan. Suntikan ini terus diulang pada setiap kehamilan berikutnya dikarenakan hanya dapat bertahan beberapa minggu," katanya.
Pada anak dengan Rh+ yang lahir dari ibu Rh- dapat terjadi anemia hemolitik yaitu pemecahan sel-sel darah merah sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi dan bayi tampak kuning.
Dalam kesempatan yang sama, dr Christiana R Setiawan, Sp.A. mengatakan bila terjadi peningkatan kadar bilirubin maka dapat dilakukan fototerapi pada bayi.
"Namun, bila kondisi lebih berat dibutuhkan transfusi tukar. Risiko bertambah pada kelahiran anak ke-3," katanya.
Saat ini hadir Rhesus Negatif Indonesia (RNI) yang merupakan komunitas yang murni bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan (Non Profit) yang dibentuk atas dasar kesamaan rhesus darah dan ketergantungan yang tinggi antar sesama pemilik darah rhesus negatif, sehingga jika suatu saat ada salah satu di antara pemiliknya membutuhkan transfusi dapat teratasi dengan cepat.
Lici Murniati selaku Ketua Umum RNI mengatakan, aktivitas utama yang dilakukan adalah mencanangkan gerakan sadar rhesus.
Hal ini karena dari kasus-kasus yang masuk permintaan kebutuhan darah adalah baru mengetahui rhesus negatif pada saat butuh transfusi.
"Masih banyak anggapan rhesus negatif adalah kelainan darah, penyakit atau penyebab penyakit. Yang benar adalah rhesus negatif hanya merupakan salah satu varian golongan darah," katanya.