Hari menambahkan, antibiotik juga bukan digunakan untuk mencegah infeksi bakteri.
"Jadi kalau flu, cabut gigi, operasi kecil, bisul, tak perlu antibiotik," kata Hari.
Menurut Hari, edukasi pemberian antibiotik ini seharusnya diketahui oleh semua dokter. Masyarakat juga bisa lebih kritis menanyakan kepada dokter apakah perlu penggunaan antibiotik tersebut.
2. Habiskan antibiotik sesuai dengan resep doker
Konsumsi antibiotik juga harus sesuai dengan resep dokter. Misalnya, pada penyakit tuberkulosis pasien harus mengahabiskan antibiotik selama enam bulan.
Jika tidak patuh minum obat, resistensi antibiotik bisa terjadi.
Putus obat bisa membuat kuman bermutasi dan menjadi tidak ampuh disembuhkan dengan antibiotik mana pun.
3. Jangan beli antibiotik sembarangan
Ingat, antibiotik bukan obat yang bisa dibeli sembarangan di apotik atau toko obat. Setiap antibiotik harus berdasarkan resep dokter.
Seseorang tidak bisa asal-asalan memilih obat antibiotik untuk diberikan kepada anak yang sedang sakit.
Resep antibiotik yang diberikan oleh dokter pun seharusnya sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi.
4. Tak perlu simpan antibiotik di rumah
Nah, ini adalah kebiasaan buruk yang harus dihentikan, yaitu menyimpan antibiotik cadangan di rumah. Jangan lupa, pemakaian antibiotik harus sesuai resep dokter.
Jenis antibiotik yang diberikan juga tidak selalu sama dengan semua penyakit yang diderita. Antibiotik pun tak bisa asal diberikan kepada orang lain.