Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sejumlah daerah pelosok, banyaknya usia pernikahan dini menjadi pemicu meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Selain itu, terlambat mendapatkan pertolongan serta fasilitas yang layak juga membuat sejumlah ibu terancam meninggal dunia saat melahirkan.
Hal tersebut disampaikan Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).
"Masih banyak perkawinan usia dini di sejumlah daerah seperti NTB dan pelosok Jawa. Selain itu, masih banyak ibu yang terlambat mendapat fasilitas akibat faktor geografis," kata Giwo kepada Tribunnews di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (18/12/2016).
Ia menyimpulkan, di daerah pelosok masih minim akses untuk menuju ke bidan atau Puskesmas.
Kebanyakan Puskesmas hanya berada di pusat daerah, dan tidak merata ke rumah-rumah penduduk.
Letak Puskesmas yang jauh, juga menjadi penyebab ibu yang melahirkan sudah terlewat masa kritisnya yakni 2 jam setelah melahirkan.
"Dalam dua jam setelah melahirkan merupakan masa kritis, jarak yang jauh membuat lewat dua jam si ibu belum juga mendapat pertolongan," jelasnya.
Padahal, pada masa tersebutlah ibu hamil sangat membutuhkan pertolongan medis.
Saat ini Indonesia merupakan negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di Asia Tenggara.
Pada 2007, Laporan Survey Demografi Indonesia menunjukkan, dari setiap 100.000 kelahiran hidup di Indonesia, terdapat 102 orang ibu yang meninggal dunia saat melahirkan.
Survey yang sama pada tahun 2012, angka tersebut meningkat menjadi 359 per 100.000.
Dalam lima tahun, 16.000 lebih ibu melahirkan meninggal sia-sia.
Dengan kata lain setiap setengah jam satu ibu meninggal dunia saat melahirkan.