TRIBUNNEWS.COM - Makanan yang diolah dengan cara digoreng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kuliner Indonesia.
Olahan ini menghasilkan cita rasa gurih yang disuka anak-anak hingga orang dewasa.
Masalahnya, seringkali minyak goreng ini digunakan berulang. Dua-tiga kali, bahkan lebih.
Alasannya, supaya ekonomis. Padahal, kebiasaan ini berdampak buruk bagi kesehatan.
Beberapa penyakit yang sering dijumpai akibat lemak trans adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Namun tidak menutup kemungkinan ancaman penyakit kanker menjadi dampak terberat akibat penggunaan minyak berulang.
Seperti apa ciri-ciri minyak goreng yang sudah tidak boleh digunakan lagi?
Berikut penjelasan Sekretaris Komite Nasional Gizi dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc. Sp.GK., di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
1.Minyak Berubah Warna
Minyak goreng yang sudah berubah warna lebih baik segera dibuang, meski baru sekali pakai. Minyak goreng yang berubah warna adalah salah satu tanda minya mulai mengalami kerusakan atau oksidasi.
"Minyak goreng itu meski baru sekali pakai kalau sudah berubah warna, sudah tidak bening lagi seperti awal kita tuangin enggak usah pakai lagi," jelasnya.
2.Muncul Serpihan Hangus
Selain berubah warna menjadi tak lagi bening, tanda-tanda lainnya adalah ada serpihan hangus di dalam minyak lantaran terlalu sering dipanaskan.
"Ada seperti sepihan yang hangus, karena sering dipanaskan, jadi menghitam. Minyak itu berubah jadi trans dan trans itu yang berbahaya bagi kesehatan," lanjutnya. (Tabloidnova.com/Menda Clara Florencia)