TRIBUNNEWS.COM - Penyakit tifus sering disalahsangka dengan penyakit lain, salah satunya DBD.
Ini karena keduanya memiliki gejala awal yang mirip yaitu demam selama berhari-hari. Namun, sebenarnya, keduanya memiliki gejala khas masing-masing.
Tifus (tipes) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, memengaruhi banyak organ.
Tanpa pengobatan yang tepat, tifus dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal.
Tifus disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi, yang berkaitan dengan bakteri salmonella, penyebab keracunan makanan.
Demam tifoid sangat menular. Biasanya, penularan terjadi lewat feses, atau dalam kasus yang lebih jarang, yakni lewat urin.
Jika Anda makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi dengan kotoran atau urine yang terinfeksi , bakteri bisa masuk ke dalam tubuh, lalu Anda akan mulai merasakan gejala demam tifoid.
Siapa berisiko?
Demam tifoid umum terjadi di wilayah yang memiliki sanitasi yang buruk dan terbatasnya akses ke air bersih.
Di seluruh dunia, anak-anak adalah kelompok masyarakat yang dianggap paling berisiko. Ini mungkin karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang.
Namun, anak-anak dengan demam tifoid cenderung memiliki gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa.
Gejala demam tifoid
Gejala demam tifoid biasanya berkembang dalam waktu satu atau dua minggu setelah seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi.
Dengan pengobatan yang tepat, gejala akan membaik dalam waktu tiga sampai lima hari.