TRIBUNNEWS.COM - Frustrasi dan mengamuk tak terkendali adalah arti dari kata tantrum yang umum dilakukan anak.
Belum stabilnya emosi anak dan belum mampunya ia mengenali emosi dan mengungkapkannya dengan tepat membuat tingkah lakunya tak terkendali.
Kesal dan bingung, dua perasaan ini bercampur aduk dalam benak Ibu ketika tantrum terjadi pada anak.
Namun, Ibu tak perlu merasa gagal menghadapi anak ketika ia tantrum, sebab di balik perilaku itu ternyata ada manfaat yang akan didapat saat mengalami fase ini.
1. Menurunkan stres
Saat menangis, tubuh memproduksi hormon stres yakni kortisol. Setelah menangis, tubuh akan terlepas dari stres.
“Menangis sendiri bukan luka tetapi proses menjadi tidak terluka. Setelah ia merengek dan rewel, suasana hati anak akan jauh lebih baik,” ujar Deborah MacNamara, Ph.D., penulis buku Rest, Play, Grow: Making Sense of Preschoolers (or Anyone Who Acts Like One).
Menurutnya, tidak apa-apa jika Ibu membiarkan anak mengamuk sampai kesedihan dan kemarahannya reda.
2. Semakin sering mengamuk di rumah, ia tidak akan sering tantrum
Ketika anak sering mengekspresikan emosinya di rumah, maka ia akan lebih banyak belajar mengelola emosi.
Artinya, Ibu perlu memanfaatkan waktu ketika anak selesai mengalami tantrum di rumah.
“Saat di rumah gunakan waktu lebih banyak untuk mendengarkan anak dan memberi tahunya apa yang harus dilakukan,” ujar Michelle Pate, parenting consultant di Hand in Hand Parenting, California.
3. Melatih kesabaran orangtua
Menghadapi anak yang tantrum berarti melatih orantua untuk ekstra sabar.