TRIBUNNEWS.COM - Ketika si kecil mulai mengorek hidungnya alias ngupil, mungkin Ibu menganggapnya lucu karena anak tampak seperti lupa daratan kalau sudah ngupil.
Tetapi, banyak pula yang langsung buru-buru meminta anak menghentikan aksi ngupilnya.
Alasannya, ngupil itu jorok. Apalagi kalau kemudian ampasnya ditempelkan ke tembok atau bawah meja.
"Kenapa sih, ngupilnya enggak pakai tisu?" begitu mungkin kata Ibu. Atau, "Ayo, bersihkan sekalian mandi!"
Bukan hanya membuat jari tangan dan tembok kotor, ngupil juga bisa merobek kulit dalam hidung yang rapuh.
Tak heran anak suka mimisan karena terlalu bersemangat saat ngupil. Selain itu, jika tidak hati-hati ngupil juga bisa meningkatkan risiko infeksi sinus.
Begitu populernya kegiatan ngupil ini, sampai-sampai sejumlah peneliti melakukan penelitian mengenai apa sebenarnya manfaat ngupil.
Apakah sekadar untuk membersihkan hidung dari ingus yang mengering?
Atau sekadar menimbulkan kepuasan saat berhasil mencungkil sesuatu dari dalam hidung?
Hasil temuan para peneliti mengenai manfaat ngupil bagi kesehatan ini pasti mengejutkan.
"Memakan upil kering dari dalam hidung adalah cara yang baik untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh. Secara medis, itu masuk akal dan cara alami yang baik dilakukan," kata Profesor Friedrich Bischinger, ahli paru-paru dari Austria.
"Dalam hal sistem kekebalan, hidung itu kan semacam filter di mana sejumlah bakteri bersarang, dan ketika campuran ini masuk ke usus, kotoran hidung itu berfungsi seperti obat."
Para ilmuwan dari Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology pun mendapati bahwa lendir dalam saluran pernapasan kaya akan bakteri baik yang mampu mencegah bakteri penyebab gigi berlubang menempel pada gigi.
Mengeluarkan ingus juga mampu mempertahankan tubuh dari infeksi pernapasan, maag, bahkan penularan HIV.