TRIBUNNEWS.COM – Rebecca Cannon mengira ia telah melakukan segalanya dengan benar sebelum putrinya yang berusia 14 bulan, Kyla, pergi bermain pada hari yang mendung itu.
Cannon (32) sedang mengunjungi kakaknya di Newfoundland, Kanada, dan ia lupa mengoleskan tabir surya pada anaknya, jadi ia meminjam kakaknya.
Ia menyemprotkan tabir surya keluarga SPF 50 di tangannya, lalu dengan lembut mengusapkannya di hidung dan pipi Kyla.
“Saya pikir, yang penting dia pakai daripada tidak sama sekali,” kata Cannon, pada today.com.
Namun, dalam waktu singkat, wajah gadis kecil itu menjadi merah dan bengkak.
Keesokan paginya, lebih buruk lagi.
“Dia memerah. Dia melepuh,” kata Cannon.
Cannon pun membawa Kyla ke UGD, hingga kemudian dokter mendiagnosisnya dengan luka bakar derajat kedua.
Tapi Cannon tidka tahu bagaimana Kyla menerima luka bakar itu. Selain tabir surya, Kyla mengenakan topi dan dipakainya hampir sepanjang hari.
Ditambah lagi, sinar matahari tampaknya tidak menyebabkan luka bakar pada siapa pun, termasuk Cannon, yang tidak memakai tabir surya.
“Dia satu-satunya yang memakai tabir surya, tapi dia satu-satunya yang terbakar,” kata Cannon.
Para dokter meresepkan krim, tetapi setelah dua kali pemakaian, wajah Kyla semakin merah dan bengkak.
Mereka kembali ke UGD dan Kyla kemudian dikirim ke dokter kulit yang mendiagnosisnya dengan “luka bakar kaustik dari sesuatu di tabir surya.”
Cannon pun berbicara kepada perusahaan yang memproduksi tabir surya yang dipakai oleh anaknya, untuk menguji tabir surya kembali mencari penyebab reaksinya.