TRIBUNNEWS.COM - Sampai saat ini, kanker payudara masih menjadi salah satu momok yang paling ditakuti oleh banyak wanita di seluruh dunia.
Apalagi semakin lama, jumlah penderita kanker payudara semakin bertambah. Saat ini saja, tercatat satu dari delapan wanita memiliki risiko mengidap kanker payudara.
Bahkan dalam setahun, angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara mencapai 40.000 jiwa di seluruh dunia.
Karena itu, sudah saatnya kita sesama wanita, saling mengingatkan tentang bahaya kanker payudara. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker payudara.
Salah satunya adalah menjauhkan diri dari bahan-bahan atau material yang mengandung bahan kimia pemicu kanker. Bahan kimia itu secara tidak disadari masih banyak terkandung di alat-alat yang kita gunakan sehari-hari, terutama yang berbahan plastik.
Berikut tiga kandungan kimia berbahaya yang terkandung dalam berbagai perlengkapan sehari-hari. Sebaiknya, kurangi dan hindari memakainya.
1. Bisphenol-A (BPA)
Bisphenol A, materialnya berasal dari bahan plastik.
Bahan kimia ini berfungsi merusak hormon. Mengerikan, karena kandungan ini nyaris bisa ditemukan di segala benda. Studi menyebutkan bahwa kandungan
BPA juga dihubungkan dengan proses pubertas yang terlalu dini, salah satu penyebab kanker payudara.
Cara menghindarinya, perhatikan setiap kemasan dan pastikan bahannya BPA-free alias tidak mengandung BPA. Pilihlah bahan material kaca atau stainless steel ketimbang kemasan plastik.
2. Phthalate
Ini adalah klasifikasi bahan kimia yang banyak digunakan di produk-produk. Bahan ini bisa membuat plastik menjadi lebih lembut dan lentur.
Zat ini juga digunakan di banyak pewangi udara, kosmetika, deterjen, dan produk pembersih. Pastikan tanda "phthalate-free" di kemasan barang yang ingin Anda beli.
Berhenti membeli produk berbahan vinyl yang sudah bisa dipastikan mengandung phthalate. Berhenti juga menggunakan pengharum sintetis seperti lilin dan pengharum ruangan. Lebih baik gunakan essential oil.
3. Paraben
Praben cukup berbahaya, waspada, ya!
Zat kimia ini digunakan sebagai pengawet di kosmetika. Bisa ada di mana saja, seperti losion, krim dan deodoran. Dengan mudahnya, zat ini bisa terserap ke dalam kulit.
Tak cukup dengan memperhatikan label "paraben-free", tapi juga tolak semua kemasan yang megandung kata "paraben" di belakangnya, seperti "methylparaben".
Jangan lupa konsultasi rutin ke dokter kulit Anda tentang penggunaan produk kecantikan yang tepat dan sehat. (Dosir Weis)