TRIBUNNEWS.COM - Genap berusia lima bulan, Askara Biru atau yang sering disapa Kawa sudah mulai dikenalkan makanan padat oleh sang bunda, Andien Aisyah.
Diketahui melalui akun Instagram miliknya, bahwa penyanyi Andien ini sedang gencar mengenalkan metode baru pemberian makanan padat pada bayi yang dikenal dengan istilah Baby Lead Weaning atau BLW.
Metode BLW ini merupakan filosofi pemberian makanan padat untuk bayi dan bukanlah konsep baru, sehingga banyak ibu telah mengenalkan zat padat dalam bentuk makanan jari secara naluriah.
Pertama kali diciptakan oleh Gill Rapley dan Tracey Murkett dalam buku mereka yang berjudul “Baby-Led Weaning: The Essential Guide to Introducing Solid Foods”, Penyapihan yang "dipimpin" bayi ini adalah sebuah pendekatan untuk mengenalkan makanan padat, di mana bayi diperbolehkan dan didorong untuk diberi makan makanan padat berupa makanan jari (makanan aslinya).
Pemberian makan bayi bisa jadi istilah yang lebih baik karena BLW bukan tentang menyapih bayi dari ASI atau susu formula, tapi menyapihnya ke makanan padat.
Berikut cara-cara bayi BLW:
Dianjurkan untuk bergabung dengan keluarga pada waktu makan dan diberi makan makanan camilan yang sesuai.
Pilih makanan apa, berapa banyak, dan seberapa cepat makannya.
Diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi selera dan tekstur baru tanpa tekanan untuk makan jumlah yang ditetapkan atau makanan tertentu.
Terus menyusui (atau melalui botol) sesering mungkin. Padatan berfungsi untuk melengkapi ASI, dan bayi dipercaya untuk mengetahui kapan harus meningkatkan makanan padat dan mengurangi susu (biasanya di tahun pertama).
Anak pertama dari pasangan Andien – Ippe ini sejak menginjak usia 5 bulan sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan makan, seperti :
Bayi telah kehilangan refleks lidah-dorong (secara otomatis mendorong padatan dari mulut ke mulut dengan menggunakan lidah).
Bayi telah mengembangkan keterampilan motorik halus untuk memberi makan sendiri. Pengembangan pincer grasp (bayi mengambil makanan antara ibu jari dan telunjuk, bukan telapak tangan dan jari).
Bayi mau mengunyah, meski hanya sedikit atau tanpa gigi.
Bayi menunjukkan minat untuk berpartisipasi pada waktu makan, dan mungkin mencoba untuk mengambil makanan dari piring orangtuanya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Metode BLW ini juga membebaskan bayi untuk mengenal dan mengeksplorasi tekstur padat, warna, dan rasa. Selain itu, orangtua Baby Kawa memang sering melibatkannya dalam rutinitas makan bersama-sama. BLW yang diberikan sang mama diantaranya protein, sayuran, buah dan karbohidrat kompleks, seperti labu siam, wortel, buncis, brokoli, ayam, tomat, buncis, ubi, dan sebagainya yang dimasak dengan cara dikukus.
Sementara, Andien sendiri sering menjawab segala pertanyaan-pertanyaan seputar BLW. Salah satunya, “Apakah BLW tidak menyebabkan bayi tersedak?”
Ia menjawab, “Proses makan adalah proses stimulasi. Mereka belajar menggigit, mengunyah, menghaluskan dan menelan. Mereka bermain-main dan mengeksplor setiap makanan yang mereka pegang. Ketika makanan berhasil dimasukkan mulut terlalu besar, terlalu panjang, atau tidak bisa dikunyah dengan baik sehingga tidak bisa tertelan, maka bayi secara naluriah akan mengeluarkannya. Refleks tersebut dinamakan gagging, berbeda dengan choking.”
Untuk mencegah bayi tersedak, dibutuhkan koordinasi punggung yang baik, sehingga bayi yang bisa duduk dalam posisi tegak lurus bisa mengeluarkan makanannya secara refleks. Untuk menerapkannya secara tepat, Andien mengingatkan kepada para orangtua untuk bisa 100 persen percaya dengan anak. Jangan khawatir dan panik, “Satu keresahan ibu, sebanding dengan 10 keresahan anak,” ujarnya.