merupakan tumor ganas primer pada mata yang sering dijumpai pada anak usia di bawah 5 tahun. Prevalensi retinoblastoma adalah 2,4 per 100.000 anak.
Gejala yang ditimbulkan berupa manik mata berwarna putih, mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.
Osteosarkoma atau kanker tulang
Adalah keganasan yang timbul di tulang. Angka kejadiannya sebesar 0,97 per 100.000 anak. Kanker ini ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas; pembengkakan, kemerahan dan hangat di area nyeri tulang; patah tulang setelah aktivitas rutin; gerakan tulang terbatas; nyeri menetap di punggung; demam, cepat lelah, penurunan berat badan, dan pucat.
Neuroblastoma yaitu tumor embrional dari sistem saraf simpatis yang berasal dari cikal bakal jaringan saraf. Angka kejadian neuroblastoma adalah 10,5 per 1 juta anak.
Gejala yang ditimbulkan antara lain pendarahan di sekitar mata dan mata menonjol; nyeri tulang; perut terasa penuh dan diare; kelopak satu sisi mata menurun, kontraksi pupil, mata kering, pembengkakan di leher; nyeri, lumpuh, gangguan fungsi kandung kemih dan usus.
Limfoma maligna adalah keganasan primer jaringan getah bening yang bersifat padat. Prevalensi penyakit ini adalah 0,75 per 100.000 anak.
Gejala yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha, dan tanpa rasa nyeri; sesak napas, tersumbatnya saluran pencernaan, demam, keringat malam, lemah, lesu, napsu makan berkurang, penurunan berat badan.
Karsinona nasofaring adalah tumor ganas pada daerah antara hidung dan tenggorokan. Prevalensi kanker ini mencapai 0,43 per 100.000 anak.
Gejala dini yang perlu diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek dan air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung, nyeri telinga, rasa penuh di telinga.
Penemuan dini kasus kanker anak merupakan kunci keberhasilan pengendalian kanker pada anak. Baik orang tua maupun petugas kesehatan diharapkan dapat mendiagnosa kanker pada stadium awal, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai tingkat fasilitas kesehatan rujukan.
"Apabila anak dicurigai terkena kanker, maka orang tua harus segera membawa anak ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi apakah gejala yang dijumpai tersebut benar kanker atau bukan," katanya.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti faktor risiko dan penyebab kanker pada anak. Hal ini diduga merupakan interaksi dari 4 faktor, yaitu genetik, zat kimia, virus, dan radiasi.
Belum semua jenis kanker pada anak mempunyai metode untuk dideteksi dini, selain itu kanker pada anak juga tidak dapat dicegah.
Namun ada baiknya bagi para orang tua untuk mengajarkan perilaku CERDIK pada anak sejak masa kanak-kanak agar terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul di usia dewasa yakni cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok dengan menghindari pengunaan tembakau. Kemudian rajin aktifitas fisik, diet sehat dan seimbang dan kelola stres.