- Bagi anak yang usil karena “kurang kesibukan”, orangtua dapat membantu mengarahkan energi mereka dengan melakukan berbagai kegiatan yang juga menguras energi dan positif, seperti berolahraga, menari, dan lain-lain. Atau, lakukan kegiatan baru yang menantang si kecil dan membuatnya sibuk mempelajari hal-hal baru tersebut.
- Jika karena si adik merasa gemas, sebagai ungkapan sayang kepada kakaknya, orangtua dapat mencontohkan bagaimana cara menunjukkan rasa suka dan gemas tanpa harus melakukan keusilan. Dalam hal ini, orangtua diharapkan dapat bersikap netral dan menunjukkan kenetralan tersebut dengan tetap berfokus pada perilaku usil yang baru saja dilakukan. Berikan penjelasan sederhana kepada kedua belah pihak, mengapa hal tersebut seharusnya tidak dilakukan. Jika orangtua tidak dapat menjaga kenetralan dan tidak dapat menengahi situasi dengan baik, justru dapat timbul dampak negatif berupa kecemburuan dari anak yang baru saja berbuat usil.
- Jika perilaku usil terjadi karena si adik butuh teman, orangtua dapat mengajarkan bagaimana mengajak kakak atau teman lainnya untuk bermain dengan si adik. Ajarkan kepada anak untuk bekerja sama dengan baik dalam bermain, saling berbagi, dan menjaga mainan yang digunakan. Orangtua juga dapat membantu dengan membuatkan sebuah permainan yang menarik. Ingat, keusilan sering terjadi karena anak tidak tahu harus melakukan apa, sehingga ia cenderung "mengganggu".
Perlu Koreksi
Jangan lupa bahwa orangtua perlu mengingatkan si kecil segera setelah ia melakukan tindakan usil. Tujuannya agar anak dapat mengaitkan peringatan orangtuanya dengan tindakan usil yang baru dilakukan.
Dengan demikian ia akan lebih mudah mengoreksi sikap dan perilakunya tersebut. "Yang paling penting, orangtua perlu mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dengan anak yang efektif, agar dapat dicarikan solusi dengan cepat dan tepat saat anak melakukan keusilan tersebut," ujar Endang.
Orangtua sebaiknya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik--memukul atau mencubit--dalam mengingatkan anak yang bersikap usil. Jadi, yang paling utama adalah mengingatkan anak dengan penuh rasa kasih sayang, dengan cara yang juga santun, sehingga anak tidak merasa dihakimi dan dapat terus belajar mengembangkan kemampuan bersosialisasi. (*)