News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibu Tak Haid Setelah Suntik KB, Amankah Kontrasepsi Ini? Simak Penjelasan Ilmiahnya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

suntikan

Betapa terkejutnya saat melihat hasilnya yang ternyata ada pembekakan di dalam rahimnya.

Rahimnya terinveksi karena menurut dokter darah kotor tidak keluat selama 3 tahun lebih.

Sehingga dirinya disarankan operasi untuk membersihkan rahimnya jika ingin hamil lagi.

Baca: 3 Tahun Tak Menstruasi usai Pakai KB Suntik, Wanita Ini Mesti Dioperasi, Alasannya Ngeri!

Professor Biran Affandi (ist)

Terkait dengan hal tersebut Professor Biran Affandi, MD, PhD, Guru Besar dari Departemen Obstetri-Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberikan ulasanya.

Dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com dari Humas BKKBN Professor Biran Affandi, MD, PhD menjelaskan penggunaan KB Suntik atau hormonal ada 2 macam yaitu yang hanya mengandung progestin saja dan yang mengandung progestin dan estrogen (kombinasi).

Yang mengandung hormon progestin saja yaitu susuk KB, suntik 3 bulanan, minipil atau POP9progestin only Pill, dan IUD yang mengandung hormon.

Sedangkan yang hormon kombinasi terkandung di suntik 1 bulanan dan pil KB.

Progestin akan menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi kental dan membuat selaput lendir rahim menjadi tipis atau tidak tumbuh.

Dengan ketiga kerja tersebut, progestin mencegah kehamilan.

“Selaput lendir menipis atau tidak tumbuh membuat keluhan pendarahan berkurang atau bahkan pada beberapa kasus tertentu terkadang selaput lendir tidak terbentuk sehingga tidak terjadi pendarahan” kata Prof. Biran.

“Gangguan haid pasca KB suntik bisa berbeda-beda. Ada wanita yang setelah tiga sampai enam bulan kerja hormonnya kembali normal. Lantas, ovulasi dan menstruasi datang lagi dengan teratur. Tapi ada juga yang perlu waktu sampai satu tahun, terhitung dari KB suntik dihentikan. Kembalinya kesuburan pasca berhenti menggunakan kontrasepsi memang lebih lama dibanding dengan penggunaan pil KB, karena obat yang diberikan tidak mengandung hormon kombinasi dan digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga sistem kerja hormon tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan efek samping KB suntik juga masih mungkin terjadi setelah pemberian KB suntik dihentikan”, tambah Prof Biran.

Prof Biran mengingatkan, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, calon pengguna kontrasepsi perlu dilakukan Konseling atau KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi).

Konseling sebaiknya dilakukan dari sebelum penggunaan kontrasepsi, agar dapat diberikan KIE mengenai keuntungan dan efek samping penggunaan kontrasepsi, karena setiap individu berbeda hormonnya dan pengguna kontrasepsi juga harus selalu memeriksakan dirinya berkala ke Dokter atau Bidan yang kompeten.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini