News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa yang Menyebabkan Echa si Putri Tidur Bisa Terlelap Selama 13 Hari? Begini Penjelasan Medisnya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter ahli saraf, Lily Runtuwene (Kiri) menjelaskan tentang sindrom putri tidur yang dialami Ecah gadis asal Banjarmasin (kanan).

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kasus sindrom Kleine-Levin (Sindrom Putri Tidur) seperti yang diderita bocah dari Banjarmasin, Siti Raisa Miranda cukup menyita perhatian.

Masalahnya, ini kasus langka karena bocah yang bisa disapa Echa bisa tidur berhari-hari dan bangun hanya untuk makan dan ke kamar mandi.

Saat ini, Echa berusia 13 tahun dan dia sudah sering seperti ini.

Menurut ilmu kesehatan, sindrom tersebut termasuk kelainan saraf yang langka.

Bagaimana penjelasan medisnya? Apa yang bisa menyebabkan Echa tertidur panjang?

Baca: Echa, Gadis yang Dijuluki Putri Tidur Dari Banjarmasin! 13 Hari Matanya Terpejam, Idap Penyakit Ini?

Dokter spesialis saraf RSUD Ulin Banjarmasin, dr Lily Runtuwene, mengatakan sindrom tersebut bisa terjadi disebabkan oleh mutasi gen dan itu adalah penyakit bawaan.

“Mutasi gen adalah perubahan gen yang seharusnya A jadi B. Itu biasanya terjadi saat pembuahan dalam rahim ketika ibunya mengandung anak penderita sindrom ini,” ucapnya, Minggu (22/10/2017).

Gen bermutasi karena terinfeksi atau terpapar sinar radiasi.

“Oleh sebab itu, bagi ibu hamil harus sangat berhati-hati, terutama sekali ketika usia kehamilan nol hingga tiga bulan saat janin masih dalam proses pembentukan,” urainya.

Seorang bocah perempuan di Banjarmasin lebih dari 10 hari tidur tanpa bangun ((facebook/moel ya lo ve))

Penyebab lain dari mutasi gen adalah karena faktor luar seperti zat kimia dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi orangtuanya sehingga berpengaruh ke janin saat proses pembuahan.

Faktor lainnya bisa jadi karena gigitan lalat tsetse.

“Kasus gigitan lalat tsetse ini biasanya terjadi di Afrika. Lalatnya itu bisa mengisap darah korbannya, efek lanjutannya korban jadi tidur terus, menderita sindrom Kleine-Levin,” lanjutnya.

Terkait sindrom ini, karena kelainan bawaan lahir sehingga tak bisa disembuhkan, namun bisa diterapi dengan obat-obat khusus sehingga efek mengantuknya minimal bisa berkurang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini