"Efek ini lebih sering terlihat pada penggunaan policresulen dengan cara kumur," katanya.
"Sesaat setelah dikumur, akan tampak terjadinya kulit mulut yang terkelupas," sambung dokter spesialis penyakit mulut tersebut.
Widya menyebut setelah semua proses tersebut, selanjutnya terjadi pembentukan jaringan baru yang sehat.
"Sayangnya, kisah indah kesembuhan sariawan dengan policresulen ini tidak terjadi pada beberapa orang," kata Widya.
"(Itu) karena kerusakan jaringan akibat policresulen tidak bisa mengimbangi pembentukan jaringan sehat," imbuhnya.
Dia juga menjelaskan, akibatnya efek dominan yang terjadi adalah matinya jaringan sariawan. Hal ini membuat sariawan justru membesar dan sakit.
Menurut Widya, kasus terkait tidak sembuhnya sariawan dengan policresulen bisa disebabkan oleh banyak faktor.
"(Bisa jadi) sariawan terlalu besar, policresulen diberikan secara terus menerus, tubuh memang sedang tidak mampu untuk membentuk jaringan baru yang sehat, atau memang sariawan tersebut bukan sariawan biasa," katanya.
Meski begitu, Widya kembali menekankan bahwa lebih banyak kerugian dari penggunaan policresulen dibanding manfaatnya.
"Perlu Anda ketahui, tidak ada satu jurnal pun yang menyebut bahwa policresulen sebagai drug of choice untuk sariawan," tegas Widya.
Berita ini ssudah tayang di kompas.com berjudul Viral Surat BPOM soal Albothyl, Ini Kata Ahli