TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia kesehatan di Indonesia mencatat bahwa kanker didominasi oleh penyakit paru, kanker payudara dan kanker serviks.
Namun dominasi penyakit penyakit tersebut dapat diobati dengan presentasi keberhasilan sejumlah 43 persen.
Dokter spesialis kanker RS Siloam Semanggi, Dr Jeffrey B Tenggara SpPD KHOM., menyatakan pengobatan paling mudah melawan kanker adalah melakukan pencegahan melalui deteksi dini.
"Kanker dapat diobati namun dalam prosesnya membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit sehingga yang harus selalu kami ingatkan adalah lakukan deteksi dini dalam periode yang berkesinambungan," kata Jeffrey mengingatkan. Sabtu (24/2) di Jakarta.
Ia mencontohkan, pencegahan suntik vaksin untuk cegah kanker serviks dan hepatitis.
Dikatakan Jeffrey manfaat deteksi dini apabila diketemukan kanker dalam fase stadium lanjut bisa ditangani pengobatannya secara maksimal.
Baca: Beredar via Whatsapp, Nyalakan AC Tanpa Lebih Dulu Buka Kaca Mobil Bisa Kena Kanker, Benarkah?
"Deteksi dini kanker sangat bermanfaat. Apabila diketemukan bakal calon kanker pada tubuh, persiapan pengobatan akan semakin mudah. Beda penanganan apabila pasien datang setelah menderita kanker secara akut," imbuhnya.
Akan pentingnya deteksi dini, mewakili unsur pemerintah dr. Niken Wastu Palupi, Kasubdit Penyakit Kanker dan Kelainan Dalam Kementerian Kesehatan, turut menyampaikan bahwa pihak Kementerian Kesehatan sejak 2012 telah meluncurkan kampanye CERDIK, yaitu kampanye sederhana guna mencegah timbulnya gangguan berbagai penyakit dalam, termasuk kanker.
Niken menjelaskan, CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
"Jika CERDIK dijalankan dengan baik, maka dapat mengurangi risiko terkena kanker," kata Niken.