TRIBUNNEWS.COM - Mungkin belum banyak orang mengenal istilah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
GERD yaitu keadaan saat asam lambung kembali masuk ke dalam saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut dan kerongkongan.
Salah satu gejala yang paling dominan pada penyakit GERD adalah nyeri di bagian dada, layaknya serangan jantung. Itulah yang membuatnya sulit dibedakan.
Kemiripan gejala itu terjadi karena saraf di lambung dan jantung tidak memberi sinyal yang akurat ke otak mengenai sumber rasa nyerinya.
Baca: Gagal Diet Melangsingkan Tubuh, Mungkin Wanita Ini Bisa Jadi Inspirasi
"Saraf di dada memang tidak spesifik, jika seseorang jarinya kepukul palu, ia akan langsung tahu jari mana yang terpukul. Tetapi, jika seseorang luka di jantung, paru, pankreas, atau lambung, semuanya akan memberi gejala nyeri di bagian dada," kata Stephen Kopecky, dokter spesialis jantung di Mayo Clinic Rochester.
Tak heran bila gejala GERD dan serangan jantung sulit dibedakan.
Hal ini juga membuat banyak pasien serangan jantung memiliki gejala yang ringan atau bahkan tak bergejala, sehingga pertolongan medis terlambat diberikan.
Meski demikian, ada beberapa cara untuk membedakan kedua kondisi itu.
Bila gejalanya terkait dengan masalah jantung, kita akan merasa ada tekanan di dada, sensasi terbakar, dan rasa sangat sesak.
Nyeri tersebut juga akan semakin parah setelah melakukan olahraga atau ada stres emosional. Rasa nyeri dapat menyebar ke punggung, leher, rahang, atau lengan.
Sering kali diikuti dengan rasa pusing, mual, sulit bernapas, dan denyut nadi tak teratur.
Dokter juga akan mencurigai serangan jantung jika pasien memiliki faktor risiko, misalnya punya penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kegemukan, merokok, atau kolesterol tinggi.
Durasi juga berpengaruh. Nyeri dada akibat jantung bisa bertahan sampai 10 menit sebelum rasa nyerinya hilang.