TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Philips Indonesia berkomitmen dalam upaya pencapaian target Indonesia bebas hepatitis di tahun 2020.
Maklumlah, penyakit ini ternyata bisa membuat karir seseorang bisa berantakan.
Simak saja hasil riset Komunitas Peduli Hepatitis pada 2016, separuh penderita Hepatitis mengalami diskriminasi di tempat kerja.
Bahkan ada sejumlah responden enggan melanjutkan pengobatan hepatitis dikarenakan mereka tidak ingin orang lain mengetahui penyakit mereka.
Temuan lainnya, satu dari tiga orang merahasiakan penyakit Hepatitis dari keluarga, bahkan mereka juga merahasiakannya dari pasangan mereka sendiri.
Atas dasar itu, Philips Indonesia menunjukkan dukungan terhadap edukasi pentingnya pencegahan penyakit tersebut bertepatan dengan Hari Hepatitis yang jatuh pada 28 Juli.
Konkretnya melalui Forum Diskusi Philips Indonesia yang membahas tema ‘Peranan Uji Diagnostik dalam Memerangi Hepatitis.’
Baca: Dipicu Dendam Akibat Kematian Sang Ibu, Kakak Beradik Ledakan Bom di Rumah Sakit Peru
”Philips Indonesia ingin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau melakukan deteksi dini dengan cara dan alat apa saja, sesuai kemampuan dan kebutuhan mereka,” kata Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo, dalam keterangan tertulis.
Dalam forum itu, Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, menjelaskan pengobatan Hepatitis telah mengalami kemajuan dalam 15 tahun.
Kemajuan itu dalam bentuk ditemukannya berbagai metode pengobatan seperti operasi.
Sedangkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, menyebutkan Hepatitis B memiliki jumlah penderita terbanyak, yaitu sebesar 7,1%.
Sementara Hepatitis C memiliki jumlah penderita sebesar 1% dari 250 juta penduduk Indonesia dan cenderung terjadi pada para drug user.
Meski begitu, dia mengakui tidak ada data pasti mengenai jumlah penderita Hepatitis.