Setiap dua minggu sekali selama sebulan, ia akan menerima obat khusus kemoterapi.
Awalnya, Baldwin merasa takut karena kehidupannya berubah drastis.
Baldwin harus sering datang ke rumah sakit dan melakukan kemoterapi.
Saat melakukan scan kedua, dokter menemukan kanker Baldwin tidak hilang, melainkan semakin agresif dan memburuk.
Dokter mengungkapkan kanker Baldwin sudah mencapai tulang belakang, tulang iga, paru-paru, pinggang, dan kelenjar getah beningnya.
Pada November dan Desember 2017, Baldwin memulai kemoterapi tahap keduanya yang lebih kuat.
Sampai pada Januari 2018 lalu, Baldwin menjalani kemoterapi tetapi pengobatan ini tidak memberikan dampak apapun terhadap kankernya.
"Sangat mengerikan saat tahu kamu melakukan banyak pengobatan, tapi itu tidak mengubah apapun," katanya.
Bahkan dokter mendapati kanker Baldiwn sudah mencapai liver saat melakukan scan kesekian kalinya.
Karena tak kunjung mengalami kemajuan, dokter memutuskan untuk memberi Baldwin Nivolumab.
Nivolumab merupakan obat baru yang belum pernah dikonsumsi Baldwin sebelumnya.
Konsultan Baldwin percaya obat tersebut bisa membantu mengurangi kanker, yang nantinya bisa membuat ia melakukan transplantasi sel batang.
"Meski begitu, harga Nivolumab sangat mahal dan tidak bisa dibeli menggunakan asuransi bagi penderita kanker Hodgkin Lymphoma," jelas Baldwin.
Terlepas masa depannya yang belum jelas, Baldwin berusaha yang terbaik bagi kesembuhannya.
Ia tengah mengumpulkan donasi untuk membeli Nivomulab demi kesehatannya bisa segera membaik.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)