TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompetisi bertajuk 'Indofood Local Pitch Competition (ILPC)' digelar untuk mencari startup pertama di Indonesia yang berfokus pada gizi.
Ajang ini bertujuan menemukan ide-ide kreatif, inovasi berbasis teknologi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tiga isu utama gizi bangsa yakni obesitas pada anak, stunting (perlambatan pertumbuhan) pada balita, dan anemia pada remaja putri.
Ajang ini digelar atas inisiasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) bekerjasama dengan BLOCK71 Jakarta dan Scaling Up Nutrition (SUN) Business Network.
Pelaksanaan pitch berlangsung pada Rabu (19/9/2018) mendatang di fasilitas inkubasi start-up BLOCK71 Jakarta, di Gedung Ariobimo, Kuningan, Jakarta.
Pendaftaran kompetisi ini telah dibuka sejak 25 Juni dan akan ditutup pada tanggal 5 September 2018. Pendaftaran dapat diakses melalui tautan bit.ly/ILPC-PR.
Aplikasi yang masuk diseleksi oleh Tim Juri untuk menentukan 10 finalis. Selanjutnya, para finalis akan mengikuti sesi mentoring sebelum mempresentasikan langsung di hadapan juri.
Kriteria penilaian meliputi target pasar, masalah dan solusinya, daya tarik, keunggulan, revenue model, strategi dan tim yang terlibat.
“Kami berharap Indofood Local Pitch Competition bisa menjadi cara untuk bersama-sama menyelesaikan isu malnutrisi yang ada sekaligus mampu menggerakkan dan mengembangkan bisnis startup bidang gizi di Indonesia,” ujar Direktur Indofood yang juga menjabat sebagai Co-Chair SUN Global, Axton Salim dalam keterangan yang diterima, MInggu (26/8/2018).
Axton menilai, bisnis start-up di Indonesia berkembang dengan pesat di berbagai sektor termasuk kesehatan dan gizi.
Karena itu, kata dia, pihaknya melihat rintisan bisnis berbasis teknologi ini bisa menjadi solusi percepatan penanganan masalah gizi yang kita hadapi.
"Oleh karena itu, Indofood bersama SUN Business Network Indonesia dan Block71 menyelenggarakan Indofood Local Pitch Competition, ajang kompetisi bagi start-up Indonesia yang mampu menjawab tiga isu utama gizi yakni obesitas pada anak, stunting pada balita, dan anemia pada remaja putri. Ajang ini diharapkan membuka peluang kerjasama dari berbagai pihak untuk mengembangkan platform gizi tersebut di skala nasional maupun regional,” ujar Axton.
Adapun Direktur BLOCK71 Jakarta, Adrian Lim, menyatakan kegembiraan bisa menjadi bagian dari Indofood Local Pitch Competition.
Bagi pihaknya, kata Adrian, menyelenggarakan acara ini merupakan sesuatu yang sangat spesial khususnya karena ini merupakan kompetisi start-up pertama di Indonesia yang fokus pada penyelesaian masalah gizi.
"Kami mencari start-up yang bisa memecahkan tiga isu utama di atas dari berbagai aspek. Misalnya platform untuk meningkatkan ketersediaan sumber gizi mikro, meningkatkan akses makanan bergizi di daerah-daerah rural, mendorong gaya hidup aktif, teknik meningkatkan kesadaran terhadap gizi buruk dan solusi lain yang unik, menarik dan mudah diaplikasikan. Pemenang pertama berhak menghadiri Nutrition Africa Investor Forum di Nairobi pada 16-17 Oktober 2018,” katanya.
Diketahui, dari laporan baseline SDG tentang anak Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Bappenas dan UNICEF, beban ganda malnutrisi di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius.
Pada tahun 2013, 12% anak di bawah usia 5 tahun terkena wasting (berat badan rendah dibanding tinggi badan) dan jumlah yang sama mengalami overweight (kelebihan berat badan).
Sementara itu di tahun yang sama ada sekitar 37% anak dibawah 5 tahun mengalami stunting.
Bila kondisi ini dibiarkan berlanjut, tidak saja berpengaruh bagi kualitas manusia Indonesia, tetapi juga dapat merugikan ekonomi negara.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bahwa potensi kerugian ekonomi negara akibat stunting sebesar 2-3 persen dari PDB per tahun.
Jika PDB Indonesia tahun 2017 sebesar Rp 13.000 triliun, maka potensi kerugian negara bisa mencapai Rp 300 triliun.