TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - dealer Astra Daihatsu Pondok Pinang, Jakarta Selatan, menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit thalasemia kepada sekitar 80-an siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) kelas 12 di SMK YP Mulia di Kompleks Perhubungan, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Erni Cahyawati, Area Administrasi Koordinator DKI 1 Astra International Daihatsu Sales Operation mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program corporate social responsiblity (CSR) dealer Astra Daihatsu Pondok Pinang yang tahun ini akan diselenggarakan edukasi tentang thalasemia di tiga SMK berbeda.
Pembicara dari Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI), Ruswandi, yang tampil di acara ini mengatakan, thalasaemia adalah penyakit kelainan darah yang terkena sejak masa kanak-kanak, bukan jenis penyakit menular, tapi karena faktor keturunan yang diturunkan oleh kedua orangtuanya (faktor genetik).
"Penyakit ini dapat dicegah," kata Ruswandi.
Pada penderita thalasemia, mereka amat bergantung pada transfusi darah secara berkala karena produksi sel darah merahnya di tubuh terganggu, kalah oleh pertumbuhan sel darah putih.
Baca: Pengalaman Ustaz Felix Siauw Jadi Korban Persekusi Saat Berdakwah di Bangil, Pasuruan
Pada manusia normal produksi sel datah merah terjadi setiap 100 hari sekali. "Karena 100 hari sekali sel darah merah kita pecah," jelas Russwandi.
Pada anak thalasaemia mayor, produksi sel darah merah tidak berlangsung bagus. Karena sel darah merah yang dihasilkan menurut kaca mata kedokteran, pecah sebelum waktunya. Thalasaemia bukan kanker darah.
Struktur sel darah merah pada penderita thalasaemia bisa dilakukan melalui transplantasi sel tulang belakang, dengan biaya amat mahal mencapai Rp 1-2 miliar, dan belum tentu berhasil, dan belum bisa dilakukan di Indonesia.
Pernikahan pada orang tua pembawa sifat tahalasaemia dengan pria normal, anaknya akan 50 persen normal dan 50 persen pembawa sifat. Seperti membeli lotere, akan menjadi pembawa sifat thalasemia atau tidak saat anaknya lahir.
"Jika terjadi pernikahan antara dua orang tua pembawa sifat thalasemia, maka anak yang lahir 25 persen normal, 50 persen pembawa sifat dan 25 persen penderita thalasemia mayor," ungkap Ruswanti.
Mencegah terjadinya penderita thalasemia mayor bisa dilakukan secara bersama-sama untuk mencegah pertumbuhan penyakit ini.
Bagaiman caranya?
"Jangan menikah antar pembawa sifat thalasemia, periksa janin jika pernikahan antar pembawa sifat thalasemia terlanjur menikah," ungkap Ruswandi.
Periksakan kondisi janin bayu saat baru berusia dua bulan.
"Jika hasil pemeriksaan janin mengandung thalasemia.mayor, dokter akan rekomendasikan stop, tidak dilanjutkan atau dilakukan penghentian kehamilan. Masalahnya, penghentian kehamilan di Indonesia tidak mudah, karena pro dan kontra di Indonesia berkait dengan etika dan ajaran agama," ungkap Ruswandi.