Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sildenafil atau obat bernama paten Viagra dikenal sebagai obat untuk mengatasi disfungsi ereksi.
Butir berwarna biru ini bisa meningkatkan stamina pria dewasa serta menangani impotensi pada organ intim pria.
Namun, tahukah Anda obat ini bisa digunakan untuk hipertensi paru?
"Sildenafil sebenarnya untuk obat impotensi, tapi bisa juga untuk menangani tekanan darah tinggi di paru-paru atau hipertensi paru," kata spesial jantung paru dan penyakit dalam, Dr. Lucia Kris Dinarti SpPD SpJP, dalam diskusi publik di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2018).
Selama ini, obat yang disetujui di Indonesia untuk hipertensi paru hanyalah Beraprost.
Namun, baru-baru ini Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah menyetujui izin edar Viagra untuk indikasi baru, yakni menangani hipertensi paru.
Cara kerja obat Viagra adalah dengan melebarkan pembuluh darah untuk memperlancar aliran darah. Tak hanya di organ intim pria, obat ini bisa menurunkan tekanan darah tinggi di paru, jantung dan organ lainnya.
"Obat ini bekerja tidak spesifik di pembuluh darah tertentu, bisa di paru, kepala, atau organ intim. Nah, karena bisa melebarkan pembuluh darah di tempat di kepala, efeknya bisa sakit kepala atau pusing," jelasnya.
Viagra dipercaya bisa memperpanjang ketahanan hidup serta mempermudah pasien hipertensi paru beraktivitas.
Meski begitu, spesialis jantung paru Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K) mengatakan, obat ini tak dianjurkan untuk anak-anak.
"Kalau pada bayi dan anak, kita masih berusaha mencari lagi jenis obat lain karena belum ada penelitian yang kuat terkait manfaat sildenafil ke pasien hipertensi paru anak dan bayi," pungkas dia.(*)