Pun saat informasi penangan pascagempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah sangat ditunggu, Sutopo tetap semangat
Bukan perkara yang mudah bagi Sutopo. Sebab, pria kelahiran Boyolali, 48 tahun silam itu, tetap semangat meski masih menjalani pengobatan penyakit kanker paru-paru, yang dideritanya sejak Januari 2018 silam.
"Kejadian gempa hari Jumat, saya terus marathon, kalo malem pasang plester penahan nyeri biar bisa tidur," cerita Sutopo.
Baca: Kenali 5 Gejala Umum Kanker Paru-paru Seperti yang Gerogoti Tubuh Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Terhitung dalam penanganan gempa di Palu dan Donggala, Sutopo adalah figur yang paling banyak dicari oleh awak media.
Tak ayal enam hari terakhir, ia selalu mewakili BNPB untuk memberikan langsung data terbaru penanganan bencana.
Bagi Sutopo, bekerja sebagai juru informan bencana tak lain hanya untuk keluarga tercinta nya.
Jika kanker tak mampu lunturkan semangatnya, Sutopo justru mengaku sedih jika ada pertanyaan soal anak-anaknya.
"Saya akhirnya menerima ini bagian dari hidup saya. Kalau kalian nanyain soal anak, nangis saya, benar. Saya itu bekerja untuk anak, untuk ibu saya," kata Sutopo dengan mata yang berkaca dan suara bergetar.
Tengkurap Pun Tak Bisa
Sutopo sadar di balik semangatnya melawan kanker dengan bekerja optimal menginformasikan bencana, ia hanya manusia biasa yang punya keterbatasan.
Ia pun meminta pengertiannya sebab faktor sakit kanker paru-paru stadium 4B. Kondisi fisiknya tak bisa dibohongi.
Ia bercerita kini berat badannya susut hingga 21 Kg, serta keadaan rambut nya kini sudah mulai mengalami kerontokan.
"Makannya kalian bersyukur, masih sehat, masih bisa tidur itu bersyukur, saya itu tidur sulit sekali, karena nyeri, miring sakit, apa lagi tengkurep enggak bisa," keluh Sutopo.
Pada akhirnya suami dari Retno Utami Yulianingsih itu akhirnya memutuskan untuk menjalani pengobatan di Jakarta setelah mendapat saran dari istrinya.