News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengobatan Kanker Menggunakan Teknik Kedokteran Nuklir

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Departemen Pengobatan Teknologi Nuklir MRCCC pada Siloam Hospital, Dr Hapsari Indrawati Sp.KN

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Bagi sebagian masyarakat umum, kanker sering dikenal sebagai tumor namun faktanya tidak semua tumor adalah kanker.

Dr Thomas Tommy M. Ked. SpBS, dari  RS Siloam Bogor ini, tumor adalah segala benjolan tidak normal atau disebut abnormal.

"Tumor dibagi dalam dua spesifikasi yakni, tumor jinak dan tumor ganas. Nah, kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas," kata Thomas saat  Pencitraan mutakhir sebagai pilihan logis dalam menentukan keganasan di RS Siloam Keboen Raya Bogor, Kota Bogor akhir pekan lalu.

Dikatakannya, kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua golongan umur.

"Tapi dalam kenyataan, kanker diidap orang dengan usia masuki 40 tahun ke atas,” kata dr Tommy. 

Kepala Departemen Pengobatan Teknologi Nuklir MRCCC pada Siloam Hospital, Dr Hapsari Indrawati Sp.KN mengatakan, tindakan medis dilakukan setelah pasien menjalani terapi dan pemeriksaan.

Baca: Kembangkan Pusat Pengobatan Nuklir di Malaysia

"Jika pasien dirujuk dari dokter lain ke bagian saya, maka pasien akan menjalani pemeriksaan secara menyeluruh mulai dari ujung rambut hingga kuku kaki," katanya.

Disebutkan, keuntungan jika melalui pemeriksaan dokter nuklir, pasien dengan cepat ditangani, karena penyakit yang diderita sudah dapat dipastikan.

Ia mengatakan kedokteran nuklir untuk terapi pengobatan kanker atau pemeriksaan salah satu alatnya menggunakan PET Scan.

PET atau positioning emission tomography adalah pemeriksaan media yang dilakukan untuk mendeteksi suatu penyakit tertentu di dalam tubuh.

"PET scan hanya untuk mendiagnosis kanker, untuk mengetahui jinak atau tidak, penyebarannya kemana," katanya.

Kedokteran nuklir belum terlalu populer karena fasilitasnya belum ada, jumlah dokternya baru 42 orang se-Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini