TRIBUNNEWS.COM - Tahun baru identik dengan meniup terompet. Namun, kini kebiasaan ini berubah.
Ada sebagian masyarakat yang mulai ragu meniup terompet karena ada isu yang beredar mengenai berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, hepatitis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), Tuberculosis (TBC) dan penyakit-penyakit menular lain yang ditularkan melalui terompet.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari F Syam menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.
"Jika membaca informasi tersebut orang awampun sebenarnya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa berita tersebut tidak benar," ujar Prof Ari kepada Wartakotalive.com (Tribunnews.com Network), Minggu (30/12/2018).
Ia mengatakan, kanker termasuk kanker mulut, lidah atau kanker darah tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain.
Baca: Suka Duka Warseno, 28 Tahun Jadi Perajin Terompet Tahun Baru di Solo
"Betul memang penyebab dari kanker mulut disebabkan oleh virus yang kita namakan virus Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini memang bisa menyebabkan kanker lidah, kanker amandel atau kanker tenggorongan Tetapi penularan virus tersebut melalui mulut terutama melalui aktivitas seksual misalnya oral seks. Sedang penggunaan alat makan atau sedotan secara bersamaan tidak akan menularkan penyebaran virus tersebut," ujarnya.
Lalu bagaimana bila kita meniup terompet bekas orang yang terinfeksi virus tersebut?
Baca: Raffi Ahmad Tanya Harga Mobil Mewah Koenigsegg dan Buggati, Rudy Salim: Lo Jangan Belagak Bingung
Seperti diketahui, terompet sebelum kita beli pasti telah dicoba setidaknya oleh pembuat terompet atau calon pembeli yang lain.
"Orang yang meniup terompet habis ditiup oleh orang yang terinfeksi virus ini tidak dapat tertular infeksi tersebut. Begitu pula penularan virus HIV penularan juga tidak mudah harus melalui hubungan seksual, jarum suntik, atau komponen darah yang ditansfusi dari satu pasien ke pasien lain," kata Prof Ari.
Lalu bagaimana seputar info penularan kuman TBC melalui terompet?
Prof Ari menjelaskan, kuman TBC ditularkan dari satu orang kepada orang lain bukan melalui kontak yang singkat.
Tidak seperti infeksi virus influenza bahwa seseorang dapat tertular dengan orang yang sedang mengalami flu dengan sekali kontak. Untuk penularan TBC butuh kontak yang lama dan terus menerus.
Selain itu kuman ini ditularkan melalui udara, bukan langsung dari air liur seperti misal setelah meniup terompet.
Biasanya orang tertular penyakit TBC jika tinggal serumah dengan orang yang sedang mengalami TBC paru aktif atau teman sekantor di mana kita selalu kontak dengan teman sekantor tersebut dalam ruangan tertutup.