TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Titi Wati, perempuan tergemuk di Kalimantan Tengah akan menjalani operasi pengecilan lambung di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya.
Apa yang akan terjadi pada tubuh Titi Wati? Apakah tubun bongsornya yang mencapai 220 kilogram itu otomatis bisa mengecil?
Wakil Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Theodorus Sapta Atmadja kepada sejumlah media termasuk Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network) menjelaskan Titi Wati akan mengalami dampak operasi secara perlahan.
Bukan setelah operasi tubuh Titi Wati otomatis langsung mengecil.
Baca: Dari Hobi Ngemil yang Tak Terkontrol, Badan Gitar Spanyol Tinggal Kenangan, Kini Bobot Titi 350 Kg
"Jadi masyarakat jangan berpikir kalau saat sebelum operasi pasien memiliki bobot besar, kemudian saat keluar langsung menjadi kecil," kata dr Theodorus Sapta Atmadja.
Menurut dr Theodorus Sapta Atmadja, seusai tindakan operasi, berat badan Titi Wati juga dikontrol setiap bulannya.
Baca: Kubu Prabowo Subianto Ancam Mundur dari Pilpres 2019, Djoko Santoso: Masak Orang Gila Suruh Nyoblos
Titi Wati tidak boleh mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Lantas, berapa kilogram penurunan berat badan ideal Titi Wati?
“Seusai operasi berat badan, Titi tidak boleh mengalami penurunan lebih dari 25 kilogram setiap bulan. Estimasi yang ditetapkan adalah sekitar 20 kilogram setiap bulan, sehingga seiring dengan berjalannya waktu, berat badannya akan menyusut. ujar dr Theodorus Sapta Atmadja.
Baca: Ramai Luhut Diminta Cium Kaki Fahri Hamzah, Sudjiwo Tedjo Ungkit Janji Amien Rais Saat Pilpres 2014
Theodorus Sapta Atmadja juga menjelaskan akan ada efek samping dari operasi ini.
Titi Wati wajib mengonsumsi multivitamin dalam jangka panjang.
Mengapa demikian? Sebab, ada sebagian lambung yang harus dipotong nantinya.
Baca: Operasi Pengecilan Lambung, Tubuh Gemuk Titi Wati Tak Langsung Mengecil, Ini Proses yang Dijalaninya
Ditangani Dokter Ahli
Dalam keterangannya kepada media, dr Theodorus Sapta Atmadja akan ditangani oleh 16 dokter ahli dari Bali dan Kalteng selama sepekan.
“Sebelum melakukan operasi pengecilan lambung, selama sepekan Titi akan ditangani oleh 16 dokter ahli dari Bali dan Kalteng. Operasi dilakukan jika semua hasil cek kesehatan Titi memungkinkan untuk dilakukan operasi," kata dr Theodorus Sapta Atmadja
Dokter yang akan melakukan operasi, kata Theo, adalah dokter yang memang sudah ahli dan sering melakukan operasi pengecilan lambung.
"Dokter yang kami pakai adalah yang sudah berpengalaman, kami pilih yang terbaik," ujarnya.
Menurut Theo kasus ini tidaklah sederhana karena perlu penanganan khusus.
Banyak yang harus diperiksa oleh tim medis, yakni pemeriksaan darah rutin, urine rutin, rontgen, USG, dan beberapa lainnya sebelum melakukan tindakan operasi.
"Operasi nantinya akan menggunakan sistem laparoskopi, mengingat peralatan yang kami miliki cukup memadai. Menurut teori, tingkat kegagalan dari operasi yang akan dilakukan kepada pasien sangatlah kecil," ujarnya.
Baca: Doyan Ngemil? Bahaya Lo! Ini Trik Dari Ahli Gizi Agar Tubuh Tak Melar Seperti Titi Wati
Ditimbang Ulang
Publik telah dihebohkan dengan berntuk tubuh Titi Wati (37). Penderita obesitas ini disebut pemilik tubuh tergemuk di Kalteng karena dikabarkan memiliki bobot 350 kilogram
Sejak Jumat (11/1/2019) lalu, Titi Wati sudah berada rumah sakit umum daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Titi Wati rencananya menjalani operasi bariatrik atau pengecilan lambung.
Menjelang operasi tersebut, tim medis RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya melakukan pemeriksaan intensif. Termasuk menimbang ulang berat badan Titi Wati.
Semua jenis pemeriksaan telah dilakukan dan berjalan dengan baik.
Titi, diangkut ke ruang pemeriksaan dari kamar rawat inap dengan bantuan puluhan petugas Tagana Palangkaraya
Wanita beranak satu ini, Sabtu (12/1/2019) menjalami beberapa pemeriksaan sebelum dilakukan tindakan oleh tim dokter yang berjumlah 16 orang.
Ternyata setelah ditimbang ulang berat badan Titi Wati tidak sampai 350 Kilogram.
"Hari ini, kami timbang dia secara objektif disaksikan pihak rescue, ternyata berat riilnya 220 kilogram," ujar Wakil Direktur RS Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Theodorus Sapta Atmadja.
Dikatakan Theo, dengan demikian kabar bahwa perkiraan beratnya sebesar 350 kilogram teryata kurang dari itu.
Tim medis tidak hanya menimbang berat badannya, termasuk melakukan uji spidometri untuk melihat uji kapasitas jantung, melakukan torax foto juga melakukan USG untuk updomentnya.
"Semua pemeriksaan tersebut sudah berjalan dengan baik, termasuk melakukan penimbangan dengan melepas tali tandu dan lainnya, sehingga kami timbang memang beratnya 220 kilogram," ujarnya.
Tapi sebut Theo, untuk hasil dari pemeriksaan torax foto, USG, dan jantung, masih harus didiskusikan dengan tim dokter yang akan melakukan
Pihak rumah sakit Doris Sylvanus Palangkaraya, tidak mengizinkan wartawan atau pengunjung yang tidak berkepentingan, selain keluarga pasien, membesuk Titi, prapelaksanaan operasi.
banjarmasinpost.co.id/faturahman