News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus DBD Meningkat, Ini Cara Mendeteksi dan Mengatasinya

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Untuk mengantipasi menyebarnya penyakit wabah malaria dan demam berdarah serta berbagai jenis penyakit lainnya menjelang datangnya musim hujan, Prajurit TNI melaksanakan fogging di sekitar tempat pengungsian warga yang terkena dampak gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi beberapa waktu lalu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demam berdarah dengue (dengue hemonhagic fever) yang disebabkan oleh virus (terbanyak di Indonesia dengan tipe 3) dan ditularkan melalui nyamuk, memang banyak mencemaskan masyarakat di negara tropis.

Gejalanya tidak khas, sebab itu sering kali sulit dideteksi sejak dini. Namun, gejala yang patut dicurigai bisa dilihat sebagai berikut:

Demam tinggi (turun sebentar kemudian tinggi kembali) selama 2- 7 hari. Penderita mengeluh pusing, persendian sakit, nafsu makan hilang disertai muntah.

Pada panas kedua timbul bercak-bercak perdarahan pada kulit (petechiae) yang kalau ditekan tidak mau hilang. Kalau bercak-bercak tidak nyata, tapi dicurigai kenal penyakit ini, dengan uji tourniquet mengikatkan tali elastik pada lengan penderita selama lima menit, bintik-bintik akan tampak lebih jelas.

Penderita yang lebih parah sering mengeluh sakit ulu hati disertai gelisah, banyak keluar keringat tapi kulit terasa dingin.

Baca: Dua Ekor Sapi Milik Suwardi Mati Mendadak, Seekor Lainnya Kritis

Pada stadium selanjutnya timbul bercak-bercak perdarahan berupa memar (ecchymosis) atau perdarahan dari hidung, gusi, muntah darah, buang air besar berwarna kehitaman.

"Perjalanan penyakit demam berdarah dengue ini memang sulit diduga," kata dr. Tatang Kustiman Samsi, dari RS Sumber Waras, Jakarta, seperti dimuat pada buku Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari.

"Kadang-kadang penderita datang pagi tanpa menunjukkan gejala perdarahan dan hasil pemeriksaan laboratorium pun normal, namun sore harinya kembali dengan gejala demam berdarah. Sebab itu orang tua perlu waspada, bila anaknya menunjukkan gejala demam tinggi yang terus turun-naik selama 2 - 7 hari, disertai gejala lain tadi."

Pada penderita yang penyakitnya masih ringan, perdarahan kulit disebabkan karena terjadinya kelainan dinding pembuluh kapiler dan menurunnya jumlah sel darah pembeku (trombosit), yang merupakan awal kebocoran dinding pembuluh darah.

Terjadinya perdarahan yang hebat ini karena mekanisme yang lebih kompleks, yang meliputi terganggunya fungsi trombosit dalam sistem pembekuan darah dan berkurangnya kadar zat pembeku darah dalam plasma.

Penderita sebaiknya lekas dibawa ke rumah sakit, sebab ia bisa mengalami renjatan (dengue shock syndrome) yaitu nadinya melemah dan tekanan darah tak terukur. Kalau dibiarkan bisa berakibat fatal.

Virus hilang sendiri

Selama perawatan di rumah sakit, tindakan yang dilakukan ialah pengawasan yang cermat dan teratur serta pengobatan yang sifatnya suportif simtomatis untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat.

Obat untuk membunuh virus dengue memang belum ada, di samping itu virus dalam darah telah menghilang pada hari kelima demam.

Pengawasan yang dilakukan adalah pemeriksaan berkala terhadap kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (jumlah sel darah merah), dan jumlah trombosit.

Di samping itu pengawasan berkala terhadap nadi, tekanan darah, perdarahan yang mungkin terjadi, dan keadaan umum penderita.

Sedangkan pengobatannya meliputi pemberian infus untuk mengatasi kekurangan cairan. Infus ini berupa larutan elektrolit atau plasma ekspander (untuk mempertahankan air dalam pembuluh darah) dan plasma darah.

Diberikan pula obat untuk mencegah terjadinya pembekuan darah intravaskuler, bahkan kini telah diselidiki pula obat untuk mengatasi kebocoran dinding pembuluh darah (carbozochrome sodium sulfonate).

Bila perlu, ditambah dengan transfusi darah sesuai kebutuhan, misalnya plasma saja, eritrosit, atau suspensi trombosit saja.

Darah penderita penyakit ini sudah mengandung virus dalam waktu 1 - 2 hari, sebelum terserang demam dan berada dalam darah selama 4 - 7 hari.

Pada saat itu penderita menjadi sumber penularan. Bila penderita digigit nyamuk, maka virus akan masuk ke dalam lambung.

Virus ini memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh nyamuk, termasuk kelenjar air liurnya.

Bila nyamuk pembawa virus ini menggigit orang sehat, maka nyamuk akan mengeluarkan air liurnya agar darah tidak beku.

Bersama air liur ini ikut ditularkan virus ke dalam pembuluh kapiler.

Nyamuk penyebar demam berdarah dengue (vektor) adalah nyamuk Aedes aegypti yang banyak hidup di Asia Tenggara dan Pasifik.

Nyamuk ini berukuran kecil, warnanya hitam, seluruh tubuhnya belang-belang. Anehnya, yang menggigit manusia hanya yang betina.

Nyamuk ini beraksi pada siang hari, baik di dalam maupun di luar rumah pada tempat yang agak gelap.

Bagi hewan ini darah manusia berfungsi untuk mematangkan telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan.

la mempunyai kebiasaan menggigit berulang kali, bisa beberapa orang sekaligus dalam waktu singkat.

Malam hari mereka beristirahat di dalam rumah. Bertengger pada benda-benda yang digantung, terutama di tempat gelap.

Nyamuk betina hidup selama kurang lebih 10 hari, masa yang cukup untuk pertumbuhan virus dalam tubuhnya yang bersifat infektius itu.

Lalu nyamuk betina yang berbahaya ini, bertelur tiga hari setelah mengisap darah. Selama 24 jam kemudian, dia mengisap darah lagi dan bertelur lagi. Nah, waspadai ini. (Katharina Tatik)

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Intisari Online, dengan judul: Gejala Demam Berdarah Makin Sulit DIkenali, Berikut Cara Mendeteksi dan Mencegahnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini