Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA —Ada temuan baru pusat perkembangan jentik nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah.
Perkembangan jentik nyamuk demam berdarah meningkat pada musim penghujan, karena enang bertelur di genangan air.
Seperti yang banyak di ketahui, biasanya tempat-tempat yang kerap menjadi sarang jentik adalah bak mandi, ember, kaleng-kaleng atau pun botol minuman bekas yang biasa berada di halaman rumah.
Namun ada tempat lainnya yang juga disenangi nyamuk yakni pada air yang berada di pagar rumah.
Baca: Korban Demam Berdarah di Indonesia 16.692 Orang, Kemenkes Sebut Masih Terkendali
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono menyebutkan perkembangan jentik di pagar rumah tersebut baru saja ditemukan di kawasan Kediri, Jawa Timur.
Terlebih rumah-rumah di kawasan masih menggunakan pagar bambu, yang bagian atasnya dapat menampung air.
“Yang kemarin dilaporkan dari Kepala Dimas dan Bupati di Kediri sudah melihat kondisi di lapangan, yang menarik jentik nyamuk ada di pagar-pagar karena disebagian ada yang menggunakan bambu,” kata Anung saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
Berdasarkan data dari Kemenkes sepanjang 2019 ini penderita dan korban meninggal terjadi di Jawa Timur.
Tercatat hingga 3 Februari 2019, 3.074 orang menderita demam berdarah dan 52 orang meninggal dunia di Jawa Timur.
Selain perkembangan jentik, penularan demam berdarah juga bisa dibawa oleh nyamuk yang berasal dari rumah tetangga.
Anung Sugihantono menyebutkan nyamuk bisa terbang hingga 200 meter sehingga mungkin saja demam berdarah dibawa oleh nyamuk yang bersarang di rumah tetangga.
“Iya karena nyamuknya bisa terbang 200 meter jadi kalau tidak care dengan tetangga bisa kena demam berdarah,” tutur Anung.
Adapun langkah pencegahan yang terus diingatkan Kementerian Kesehatan adalah dengan menerapkan perilaku 3M plus yaitu menguras, menutup, menimbun, plus menyemprot.