Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – “Di usia Bima yang sekarang, enam tahun lima bulan, dia ada keinginan seperti punya teman-teman sekolah, jadi pas lihat adik ipar saya pulang sekolah Bima bilang ‘Dia kok sekolah, saya kok enggak?,”
Begitulah cerita Wahyu Prasetyo, 27 tahun, saat mengungkapkan keinginan sang putra Dikara Java Abimanyu atau Bima yang belum bisa merasakan bangku sekolah karena harus berjuang melawan kanker darah atau leukimia di tubuhnya.
Bima kini harus menjalani perawatan di RS Dharmais Jakarta.
Ketika Bima mengungkapkan keingian tersebut, Wahyu dan istrinya Rifika Ayu pun langsung memberikan semangat kepada sang putra agar semangat menjalankan pengobatan agar sembuh dan bisa segera sekolah.
“Sempat sih ada mentalnya nge-down, tapi kita support, ‘Nanti Bim kalau Bima udah sembuh, kita sekolah’. Tapi alhamudlilah kita cari hal lain yang bisa menutupi itu, kita support,” kata Wahyu kepada Tribunnews.com, saat ditemui di warung tenda sebelah RS Dharmais, Sabtu (16/2/2019) lalu.
Baca: Hari Kanker Anak Sedunia, Yuk Bantu Super Bima Melawan Leukimia, Donasi untuk Anak Penyintas Kanker
Saat ini Bima tengah menjalankan pengobatan seperti kemoterapi hingga radiasi di otak.
Sel kanker sudah menyebar hingga ke otaknya dan ini merupakan pengobatan ulang untuk Bima setelah sempat dinyatakan sembuh pada Maret 2018 lalu.
“Dua bulan setelah kemoterapi Bima mengalami kekambuhan, setelah dicek merinci melaui test bone marrow puncture atau sum-sum tulang serta MRI, didaptkan hasil ada kekambuhan dan juga terjadi penyebaran di cairan otak, jadi Bima harus pengobatan ulang,” ungkap Wahyu.
Bima dinyatakan terkena leukimia limfoblastik akut L1 pada umur dua tahun sepuluh bulan, tepatnya satu tahun setelah Wahyu dan istri pindah ke Jakarta dari Blitar, Jawa Timur karena Wahyu mendapatkan pekerjaan di Jakarta Selatan.
Kemudian bocah yang mengidolakan pembalap Marc Marquez itu mulai melakukan pengobatan pada September 2015 dengan ketentuan kemoterapi selama 110 minggu dan pada realisasinya ada penambahan kemoterapi dan selesai pada Maret 2018.
Selama berjuang melawan leukimia, Bima juga harus melawan penyakit lainnya seperti infeksi paru-paru dan infeksi radang selaput otak atau meningitis karena daya tahan tubuh Bima sempat menurun akibat treatment yang ia jalankan.
“Bima sempat terserang berbagai penyakit karena kemoterapi itu selain dia membunuh sel kankernya, dia itu berefek membunuh sel-sel baik juga, jadi leukosit sebagai system pertahanan tubuh juga ikut terkikis dengan daya tahan tubuh yang menurun. Namun Alhamdulillah Bima menyelesaikan pengobatannya dan bisa survive selesai pengobatan meret 2018 diwajibkan kontrool satu bulan sekali,” papar Wahyu.
Pada kekambuhan kali ini, selain kemoterapi yang dijalankan saat ini dokter merekomendasikan treatment sinar tulang namun ini dapat menyebabkan kerusakan otak.