Metode ini mengajarkan napas melalui hidung yang secara teknis akhirnya memperbaiki pola napas orang asma, di mana napas mereka cenderung hiperventilasi, atau bernapas dengan cepat dan dalam.
"Ketika asma kumat dan seseorang bernapas seperti itu (hiperventilasi), banyak CO2 yang terbuang dan akhirnya kadar CO2 di badan jadi rendah. Makanya orang asma disuruh napas pakai kantong supaya oksigen yang keluar diisap lagi," jelas perempuan yang akrab disapa Ezzy kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/7/2019).
"Nah, mungkin metode ini bagusnya untuk orang asma dan tidak untuk semua kasus sleep disorder breathing," tegas dia.
Orang dengan gangguan sleep apnea atau napas berhenti saat tidur, tidak bisa tidur dengan mulut diplester. Pasalnya hal ini justru membuat mereka lebih kesulitan napas.
"Bisa biru (badannya) jika orang dengan sleep apnea melakukan praktik ini karena mereka enggak bisa napas" ungkap Ezzy.
Baca: Plester Mulut Saat Tidur Jadi Kebiasaan Unik Andien dan Keluarga, Ternyata Ini Manfaatnya
Soal tidur dengan mulut terbuka memang tidak disarankan, terutama bagi anak-anak. Selain udara yang dihirup mulut berbeda dengan udara yang dihirup hidung, bernapas dengan mulut dapat mengubah struktur gigi dan wajah anak.
Lebih lanjut Ezzy menjelaskan, kebiasaan bernapas dengan mulut dapat membuat gigi berantakan atau gigi maju di masa pertumbuhannya.
"Jadi, enggak semua mouth breather diterapi dengan plester. Kemungkinan, metode pernapasan ini bisa digunakan bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan di paru-paru seperti asma, bukan sumbatan jalan napas atas," tutup Ezzy.
Manfaat atau Sugesti
Tidur cukup dan nyenyak memang syarat penting agar tubuh selalu sehat. Salah satu cara untuk mendapatkan tidur nyenyak itu adalah tidur dengan mulut diplester seperti yang belakangan ini ramai di media social.
Penyanyi Andien merupakan salah satu yang membagikan testimoni manfaat memplester mulut selama tidur. Lewat akun Instagramnya, Andien mengatakan tidurnya lebih nyenyak.
Warganet pun mengomentari postingan Andien tersebut dan banyak di antaranya mengaku merasakan manfaat yang sama.
Menurut pakar kesehatan tidur, dr.Andreas Paradja, RSPGT, jika banyak orang merasa tidurnya lebih nyenyak gara-gara mulutnya diplester, hal itu hanya sugesti.
“Kalau mulut diplester lalu jadi mudah tidur dan sebagainya, ini sugesti. Tapi, kalau berlaku pada pendengkur, lalu merasa lebih segar, ini baru benar,” ujarnya kepada Kompas.com (Kamis 11/7/2019).