TRIBUNNEWS.COM - Orang yang optimis cenderung lebih panjang umur. Demikian menurut penelitian terbaru terhadap 70.000 wanita dan 1.400 pria.
Kesimpulan ini juga menyebut makin tinggi kadar optimisme, makin rendah risikonya mengidap penyakit kronis dan kematian dini.
Kategori panjang umur dalam penelitian ini adalah bisa hidup sampai usia 85 tahun atau lebih.
“Dibandingkan dengan mereka yang kurang optimis, orang yang paling optimis kemungkinannya mencapai 50-70 persen untuk mencapai titik panjang umur,” kata ketua peneliti psikolog Lewina Lee.
Baca: Cokelat Dipercaya Bantu Kurangi Risiko Depresi, Benarkah?
Baca: Penderita Diabetes Disarankan Konsumsi Makanan Mengandung Magnesium, Cokelat Satu di Antaranya
Baca: Konsumsi Pisang Setiap Pagi Bantu Turunkan Berat Badan, Bagaimana Aturannya?
Faktor optimisme ini menonjol meski faktor-faktor lain dalam panjang umur, seperti latar belakang pendidikan, status pernikahan, masalah kesehatan kronik, dan depresi, diperhitungkan.
Optimisme juga menjadi faktor yang memengaruhi usia, terlepas dari apakah orang tersebut merokok, mengonsumsi alkohol, atau memiliki pola makan yang baik.
“Orang yang optimis akan mengalami stres lebih rendah, karena mereka tidak memandang sesuatu secara negatif dan merasa berdaya untuk menghadapi tantangan,” katanya.
Orang yang optimis juga tidak gampang menyerah dan cepat bangkit jika dihadang masalah. Seperti diketahui, stres adalah pembunuh dalam senyap dan merusak sistem tubuh kita.
Lebih dari itu, orang yang optimis juga cenderung merawat dirinya lebih baik serta mudah berteman.
Selain optimisme, faktor lain yang juga berperan besar dalam usia harapan hidup adalah keuangan yang stabil, pola makan yang baik, pendidikan, dan juga faktor genetik.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Orang yang Optimis Lebih Panjang Umur