Penelitian membuktikan bahwa kondisi hipoksia sistematik kronik dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung, dan lambung.
"Pertanyaan selanjutnya adalah, berapa persen penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat asap yang menutupi Pekanbaru dan kota-kota lain di Indonesia yang tertutup kabut asap?"
Begitu kata Prof Dr dr Ari Fahrial Syam seperti dikutip dari keterangan pers yang dikirim kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), Senin (16/9/2019).
"Hal ini yang harus dijawab terlebih dahulu sehingga kita bisa memprediksi terjadinya hipoksia pada masyarakat akibat dari turunnya kadar oksigen dari udara tersebut," ujarnya lagi.
Di sisi lain, komponen asap akibat kebakaran hutan juga harus dianalisa, sehingga dapat diprediksi dampaknya terhadap kesehatan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan asap dan dampak penurunan kadar oksigen sehingga dampak pada masyarakat dapat diprediksi dan diantisipasi.
"Untuk sementara memang masyarakat dianjurkan untuk tidak menghirup asap dan mencegah untuk tidak berada di luar rumah saat jumlah asap masih tinggi," tutur Ari yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Balita 4 Bulan Meninggal, Diduga akibat Kabut Asap
Anak kedua pasangan Ita Septiana (27) dan Ngadirun (34) yakni Elsa Fitaloka (4 bulan) meninggal setelah sempat dirawat di RS Ar Rasyid Palembang, Minggu (15/9/2019) pukul 18.35.
Bayi Elsa meninggal, diduga karena terkena ISPA.
Karena, beberapa sebelum meninggal Elsa sempat mengalami batuk-batuk dan juga disertai pilek.
"Sebelumnya, batuk, pilek dan perutnya sering kembung"
"Puncaknya semalam, seperti tidak bisa bernafas. Tetapi masih sadar dan mau minum ASI," ujar Ngadirun saat ditemui di rumah duka yang berada di Desa Yang Buluh RT 08 Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, Senin (16/9/2019).
Paginya, kondisi Elsa kian tidak bagus.