Akan tetapi proses rumit dan mahal, dan tingkat keberhasilan rendah membuatnya enggan melakukannya.
Setelah beberapa lama Freddy mulai berhenti menyuntikan testosteron, dan membuarkan menstruasi kembali.
Kemudian, dia membeli sperma yang diambil untuk proses IVF. Pertama kali hasilnya gagal, namun dia melakukannya berkali-kali.
Namun, selama melakukannya hasilnya tidak pernah diketahui, hingga suatu ketika jantungnya berdetak begitu cepat.
Ibunya menemaninya ke rumah sakit untuk melakukan USG-B di mana mereka mendengar detak jantung di dalam perut Freddy.
Perutnya semakin membesar setiap hari, bahkan orang asing yang tak tahu dia adalah wanita mengira perut buncitnya akibat bir, atau minuman alkohol.
Siapa sangka pria tersebut hamil, dan mengandung anaknya sendiri. Proses kehamilan sangat sulit, tetapi ini bukan yang paling menyakitkan bagi Freddy.
Hanya saja, kehamilannya ini menyebabkan dia kehilangan identitasnya dan dia merasa kehilangan dirinya.
Setelah menghentikan injeksi testosteron, tubuhnya perlahan berubah kembali ke feminisasi.
Sebelum kehamilan, menstruasi muncul kembali, rambut tubuh di wajah mulai menjadi jarang, pinggul melebar, perut menjadi lunak, suara dan dada berangsur kembali.
Terkadang dia merasa bahwa dia bukan pria atau wanita.
Namun, setelah anak itu lahir Freddy ditandai sebagai seorang ibu, pada akta kelahirannya.
Menurut peraturan Inggris anak-anak harus memiliki ibu pada dokumennya.