Dr Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou Jakarta Office menjelaskan “Pada tubuh Fakhry, dokter menanamkan partikel yang terbuat dari titanium yang hanya berukuran setengah biji beras. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar Gamma jarak pendek (radius 1,7 cm) selama 2 bulan berturut-turut. Fungsinya adalah mematikan sel tumor lewat sinar Gamma yang dipancarkan itu dengan minim rasa sakit.”
"Efek sampingnya hampir tidak ada, karena radius nya sangat pendek. Prinsipnya adalah terpusat ke kankernya, jadi tidak mengganggu organ atau sel yang masih sehat di sekitarnya," tambahnya.
Selain metode Penanaman Biji Partikel, Fakhry juga menjalankan metode Intervensi (Kemoterapi Bertarget).
Metode Intervensi biasa disebut kemo bertarget. Berbeda dengan metode kemoterapi konvensional, dimana obat dimasukkan melalui infus dan tersebar ke seluruh tubuh pasien, baik yang sehat maupun yang sakit, metode Intervensi berbeda. Metode Intervensi bekerja di bawah panduan alat DSA, dokter menggunakan kateter (selang sangat kecil) dimasukkan melalui pembuluh darah arteri di pangkal paha.
Setelah kateter menjangkau pusat tumor, obat anti-kanker dialirkan sehingga membuat tumor/kanker "mati kelaparan" dan tidak bisa menyerap nutrisi dari pasien lagi.
Tumor pada tubuh Fakhry pun mengecil secara signifikan.
Jika dibandingkan kemoterapi konvensional, efek samping dari metode Intervensi jauh lebih sedikit.
Metode ketiga yang dijalankan adalah Metode Cryosurgery (pembekuan), yang merupakan metode minimal invasif atau pengobatan minim luka menggunakan jarum khusus dan alat pencitraan DSA, serta perbedaan suhu gas dingin dan gas panas.
Cara kerjanya, gas Argon bersuhu minus 160 derajat celcius disuntikkan ke pusat kanker menggunakan jarum khusus hingga beku menyerupai bola es. Setelah itu, sel kanker yang beku tadi dipanaskan dengan gas helium bersuhu lebih dari 40 derajat celcius.
Sel kanker yang sudah beku akan mencair dan membuat kerusakan pada sel kanker. Kanker akan mengecil secara signifikan karena perbedaan suhu yang sangat ekstrem.
Cara ini lebih efisien karena tidak membutuhkan pembedahan besar seperti pada operasi konvensional.
"Saya kaget, keluarga saya kaget, dokter-dokter di rumah sakit juga kaget, karena kanker stadium 4 saya bisa sembuh dalam waktu 6 bulan," ungkap Fakhry.
"Itu waktu yang begitu cepat, " tambahnya.
Bagi pengobatan kanker stadium akhir, waktu 6 bulan merupakan waktu yang tergolong singkat. Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa durasi pengobatan setiap pasien berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.