KOMPAS.COM - Baru-baru ini sebuah unggahan di Instagram mengisahkan jari kaki seorang penonton wanita terluka saat sedang menonton di XXI Summarecon Mall Serpong (SMS), Kelapa Dua, Tangerang, Kamis (16/1/2020).
Dalam kejadian ini, diduga jari wanita tersebut telah digigit tikus.
Terkait kejadian ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tangsel menyoroti bahayanya gigitan tikus terhadap manusia.
Ketua IDI Kota Tangerang Selatan, Imbar Umar Gazali mengatakan, gigitan tikus terkesan biasa saja, namun dampaknya cukup serius jika tidak ditangani segera.
"Iya memang seperti kaya kita terkena paku aja itu, tapi harus ditangani segera."
"Apalagi orang itu punya riwayat penyakit gula bisa serius dampaknya. Bisa gangrene," kata Imbar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).
Menurut Imbar, biasanya penyakit yang disebabkan oleh tikus adalah Leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine.
Namun, kata Imbar, jenis penyakit tersebut juga dapat terjadi melalui gigitan karena giginya yang sudah terkontaminasi.
"Kita enggak tahu giginya itu sudah terkena air seni atau belum, kan tidak tahu."
"Jadi yang ditakuti dari tikus itu kalau lukanya serius paling hanya infeksi," ucap Imbar.
Menurut Imbar, penularan penyakit melalui gigitan juga dinilai jauh lebih cepat terhadap para korbannya.
Terlebih, sebelumnya korban telah memiliki riwayat penyakit.
Satu diantara penyakit yang menjadi masalah besar yakni diabetes.
"Karena kalau orang diabetes kakinya agak kebal. Jadi dia bisa tidak bangun dari tidur meski kakinya digigit. Tapi dampaknya itu serius," kata Imbar.
Selain penyakit tersebut, ini penyakit mematikan lainnya yang disebabkan oleh gigitan tikus yang dilansir dari Tribunnews.com pada Minggu (24/11/2019):
Rat Bite Fever (RBF)
Penyakit Rat Bite Fever (RBF) adalah penyakit yang disebabkan karena gigitan tikus.
Gigitan tersebut dapat mengakibatkan infeksi oleh bakteri Spirillum minus atau Streptobacillus moniliformis.
Penyakit ini cukup banyak terjadi di wilayah Asia dan Amerika utara.
Jika tidak diobati, RBF bisa menjadi penyakit yang serius atau bahkan fatal.
Hantavirus
Penyakit Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) pertama kali ditemukan pada 1993.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini disebarkan oleh beberapa jenis tikus, antara lain tikus rusa, tikus berkaki putih, tikus padi, dan tikus kapas.
Penyakit ini menular jika kita menghirup partikel dari urine, kotoran, atau air liur tikus yang ada di udara.
Atau bisa juga kita terinfeksi karena menyentuh atau memakan sesuatu yang pernah bersentuhan dengan tikus.
Gejala awal penyakit ini mirip dengan gejala flu.
Bisa termasuk demam, sakit kepala, muntah, diare atau sakit perut.
Sekitar 4 hingga 10 hari kemudian, orang yang terkena mungkin juga mengalami batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di paru-paru.
Lymphocytic Chorio-Meningitis (LCM)
Penyakit Lymphocytic chorio-meningitis (LCM) adalah penyakit dari tikus yang disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV), turunan virus Arenaviridae.
Diketahui LCM bisa dibawa oleh tikus yang biasanya ada di rumah-rumah.
Selain itu, virus ini juga bisa disebarkan oleh hewan pengerat lainnya seperti hamster.
Jika Anda tergigit atau terkena air liur dan air kencing hewan tersebut, maka Anda berisiko tinggi mengalami penyakit mematikan ini.
Gejala baru timbul setelah 8-13 hari setelah teserang virus.
Anda akan merasakan gejala seperti demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.
Gejala lain yang muncul bisa termasuk sakit tenggorokan, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, nyeri testis, dan nyeri parotid (kelenjar ludah).
(Kompas.com / Muhammad Isa Bustomi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perempuan Digigit Tikus Saat Nonton di Bioskop, Seberapa Berbahaya bagi Kesehatan?"