TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Ilmuwan Cina telah menemukan jejak virus corona di dalam tinja atau feses sejumlah pasien yang terinfeksi.
Kemungkinan dari temuan itu, bisa mengindikasikan cara penularan penyakit coronavirus yang baru.
Padahal sebelumnya otoritas kesehatan mengira cara utama penyebaran virus ini melalui transmisi dan kontak pernapasan.
Termasuk menyentuh wajah orang yang terjangkit virus.
Tetapi temuan baru dari sebuah Rumah Sakit di Shenzhen, China meningkatkan kemungkinan penularan melalui feses.
Hal itu diperkuat setelah para peneliti menemukan jejak genetik virus corona dalam sampel feses pasien.
Kehadiran Rona coronavirus 2019 atau RNA (molekul yang membawa kode genetik pada beberapa virus) mengindikasikan penyakit itu dapat hidup dalam kotoran.
Temuan itu dilaporkan Komisi Kesehatan Shenzhen dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (1/2/2020), dikutip dari South China Morning Post.
Tidak hanya di Shenzhen, ternyata ada temuan serupa di tempat lain.
Termasuk di Wuhan, pusat wabah virus, dan Amerika Serikat.
Beberapa ilmuwan menunjukkan penelitian, ada kemungkinan virus itu benar bisa ditularkan melalui kotoran manusia.
Para peneliti di Laboratorium Shi Zhengli di Institut Virologi Wuhan, yang dikelola oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, menemukan asam nukleat dalam sampel tinja dan cairan anal dari sejumlah pasien pneumonia coronavirus di kota itu.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa virus itu dapat ditularkan "ke tingkat tertentu" melalui transmisi fecal oral.
Fecal oral adalah metode penularan penyakit yang ditularkan dari feses atau mulut melalui makanan dan minuman.