TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Berawal dari kasus kluster pneumonia dengan penyebab penyakit yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, novel Coronavirus yang bernama resmi Coronavirus Disease (COVID-19) kini menjadi masalah kesehatan dunia.
Penyakit ini pun menjadi persoalan serius, karena menyebabkan penularan dan kematian di luar China sehingga pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
WHO menyebutkan penularan dari manusia ke manusia kemungkinan terjadi melalui percikan ludah, dan benda yang terkontaminasi.
Untuk pencegahan, pihak WHO mengajurkan untuk selalu mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar, serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, bahkan ada yang mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Hal penting dalam kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 adalah mengkomunikasikan risiko dan menumbuhkan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini merupakan komponen penting yang tidak terpisahkan dalam penanggulangan tanggap darurat kesehatan masyarakat, baik secara lokal, nasional, maupun internasional.
Komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat juga dapat membantu mencegah infodemic (penyebaran informasi yang salah/hoaks), membangun kepercayaan publik terhadap kesiapsiagaan dan respon pemerintah.
Dengan demikian masyarakat dapat menerima informasi yang baik dan benar dan mengikuti anjuran pemerintah.
Hal-hal tersebut dapat meminimalkan kesalahpahaman dan mengelola isu/hoaks terhadap kondisi maupun risiko kesehatan yang sedang terjadi.
Maka dari itu, pesan kunci yang perlu diketahui masyarakat umum di negara yang bersiap menghadapi kemungkinan wabah antara lain mengenali penyebab, gejala, tanda, penularan, pencegahan dan pengobatan COVID-19, serta melakukan pencegahan seperti:
a. Saran Kesehatan:
1. Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.
2. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
3. Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk menggunakan tisu, atau sisi dalam lengan atas. Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan setelahnya.
4. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
b. Saran Ketika Berpergian:
1. Hindari kontak dengan hewan (baik hidup maupun mati).
2. Hindari mengonsumsi produk hewan mentah atau setengah matang.
3. Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan.
4. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
5. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
6. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah yang terjangkit COVID-19 terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
7. Setelah kembali dari daerah terjangkit outbreak COVID-19, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit.(*)