News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Benarkah Virus Corona Covid-19 Mati di Cuaca Panas? Ini Kata Peneliti

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja kesehatan dari Pemerintahan Filipina, mendisinfeksi sekolah menengah, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Manila. Filipina, Senin (9/3/2020). (AFP/Maria TAN) *** Local Caption *** A government worker disinfects a high school, amid concerns about the spread of the COVID-19 novel coronavirus, in Manila on March 9, 2020. (Photo by Maria TAN / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona atau Covid-19 telah menyebar di berbagai penjuru dunia.

Tak kenal tempat, virus itu mampu menginfeksi orang dengan berbagai cuaca.

Sebelumnya beredar bahwa virus corona tak bisa hidup di tempat yang memiliki suhu atau cuaca panas.

Namun tak sedikit pula kasus ditemui di beberapa negara dingin seperti di Eropa.

Bagaiaman kata peneliti?

Seorang pekerja kesehatan dari Pemerintahan Filipina, mendisinfeksi sekolah menengah, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Manila. Filipina, Senin (9/3/2020). (AFP/Maria TAN) *** Local Caption *** A government worker disinfects a high school, amid concerns about the spread of the COVID-19 novel coronavirus, in Manila on March 9, 2020. (Photo by Maria TAN / AFP) (AFP/MARIA TAN)

Tim dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, ibukota provinsi Guangdong China selatan, melakukan penelitian untuk menentukan bagaimana penyebaran virus corona dipengaruhi oleh perubahan musim dan suhu.

Hasil penelitian diterbitkan pada bulan Februari tetapi belum ditinjau lebih lanjut.

Hasil laporan menyatakan bahwa panas memang mengubah perilaku virus.

 "Suhu bisa secara signifikan mengubah transmisi Covid-19," tulis keterangan penelitian dikutip dari mothership.sg.

“Dan mungkin ada suhu yang membuat virus bisa cepat menular."

Analisis menemukan bahwa jumlah kasus naik bersamaan dengan suhu rata-rata hingga puncak 8,72 derajat Celcius C dan kemudian menurun.

"Negara dan wilayah dengan suhu yang lebih rendah mengadopsi langkah-langkah paling ketat".

"Virus sangat sensitif terhadap suhu tinggi".

Baca: Virus Corona Tunda Kunjungan FIFA untuk Bahas Stadion Piala Dunia U-20 2021

Singapura Panas, Masih Ada Kasus Corona Baru

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini