TRIBUNNEWS.COM - Hand sanitizer mungkin sudah tak asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia.
Terlebih lagi saat ini masyarakat sedang mencegah penyebaran Covid-19, hand sanitizer laris manis di pasaran.
Alkohol berbentuk gel ini memang mudah digunakan, mudah disimpan, serta memberikan proteksi terhadap bakteri dan kuman.
Namun tahukah Anda, bagaimana hand sanitizer pertama kali diciptakan? Apa itu hand sanitizer?
Baca: Viral! Pria Pegang Cairan Hand Sanitizer untuk Tamu Undangan Pernikahan, Cegah Virus Corona
Baca: Mitigasi Penyebaran Virus Corona, Seluruh Rest Area Jalan Tol Dipasangi Hand Sanitizer
Baca: Tak Sepenuhnya Membersihkan, Menggunakan Hand Sanitizer Terlalu Sering Bisa Timbulkan Efek Bahaya
Situs Encyclopaedia Britannica, Selasa (10/3/2020) menyebutkan bahwa hand sanitizer (biasa disebut juga hand antiseptic, handrub, atau hand rub) adalah benda (terutama berbentuk gel) yang diaplikasikan pada tangan dengan tujuan untuk membunuh bakteri patogen penyebab penyakit.
Secara garis besar hand sanitizer dibagi menjadi dua jenis, yaitu berbasis alkohol dan non-alkohol.
Hand sanitizer berbasis alkohol biasanya mengandung antara 60-95 persen alkohol dalam bentuk ethanol, isopropanol, atau propanol.
Sementara hand sanitizer non-alkohol biasanya terbuat dari disinfektan seperti benzalkonium chloride (BAC), atau triclosan.
Diciptakan pada 1966
Hand sanitizer diciptakan pada 1966 oleh seorang siswa keperawatan asal California, AS, bernama Lupe Hernandez.
Pada waktu itu ia menyadari bahwa alkohol bisa dijadikan bentuk gel.
Usai beberapa kali percobaan, Hernandez berhasil menemukan formula yang tepat.
Baca: VIRAL Pernikahan di Jakarta, Sediakan Hand Sanitizer untuk Cegah Corona, Begini Pengakuan Keluarga
Baca: Viral Seorang Pria Beri Hand Sanitizer untuk Tamu Undangan di Acara Pernikahan, Begini Kisahnya
Hand sanitizer pun dikomersialisasi oleh beberapa perusahaan antara lain Purell dan Gojo pada 1988.
Sejak itu, hand sanitizer mulai digunakan di rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya.
Seiring berjalannya waktu, formula hand sanitizer pun berubah.
Mulai tahun 2000-an, beberapa perusahaan membuat hand sanitizer yang dicampur dengan pelembap seperti glycerin, dengan tujuan untuk menghaluskan kulit.
Kemudian banyak hand sanitizer juga menggunakan pewangi.
Mengontrol transmisi penyakit infeksi
Efektivitas hand sanitizer berbeda-beda.
Namun secara garis besar, hand sanitizer bisa membantu untuk mengontrol transmisi penyakit infeksi termasuk Covid-19.
Terutama, di tempat-tempat yang kesadaran akan cuci tangannya minim.
Baca: Masker dan Hand Sanitizer Langka, Ombudsman Minta Pemerintah Tutup Keran Ekspor
Baca: Bamsoet Bagikan Masker dan Hand Sanitizer ke Pengemudi Ojek Online
Di tempat kerja misalnya, penggunaan hand sanitizer diasosiasikan dengan berkurangnya jumlah karyawan yang sakit.
Di Sekolah Dasar di luar negeri, penggunaan hand sanitizer terbukti mengurangi jumlah siswa yang absen karena sakit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penemuan yang Mengubah Dunia: Hand Sanitizer, Sudah Ada Sejak 1966"