TRIBUNNEWS.COM - Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi global atas penyebaran virus corona (Covid-19).
Beragam hal kita lakukan agar terhindar infeksi virus corona (Covid-19), seperti menerapkan pola hidup sehat dan lebih sering mencuci tangan.
Word Health Organization (WHO) merekomendasikan cuci tangan sebagai langkah mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Berikut tata cara yang dibagikan WHO:
- Basahi tangan dengan air
- Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua permukaan tangan
- Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
- Gosok punggung tangan dan sela jari
- Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan
- Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar
- Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
- Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir
- Keringkan tangan dengan lap sekali pakai
Baca: Pulang Dari Eropa, Krisdayanti Langsung Isolasi Diri, Ulang Tahun Tanpa Sang Mama dan Yuni Shara
Baca: Polda Metro Hingga Wisma Atlet Kemayoran Dilengkapi Bilik Disinfektan yang Diproduksi di Tangsel
Namun, untuk mencuci tangan kadang kala kita masih bingung menggunakan jenis sabun yang disarankan, baik sabun antibakteri atau sabun biasa.
Menurut dr.Haekal Anshari, seorang Dokter Spesialis Estetika Anti Penuaan & Seksologis, kita tidak perlu menggunakan sabun antiseptik, karena saat ini kita sedang memerangi virus bukan bakteri.
"Stop panic buying membeli sabun antiseptik atau hand sanitizer. Musuh yang kita hadapi saat ini adalah virus bukan bakteri." kata dr. Haekal.
Sebaliknya, cuci tangan dengan sabun biasa dan air mengalir sudah dirasa cukup untuk membunuh virus.
"Mencuci tangan di bawah air mengalir menggunakan sabun biasa sudah mampu membunuh virus, karena sifat alami molekul pada sabun mampu merusak struktur virus itu sendiri" ujarnya.
Hal ini dikarenakan virus corona diselubungi oleh suatu membran yang tersusun dari molekul lemak dan terdapat protein-protein seperti paku yang membuat penampakannya terlihat seperti mahkota.
Sedangkan molekul sabun terdiri dari bagian yang dapat mengikat air dan bagian yang dapat mengikat lemak.
Baca: Deretan Kegiatan yang Bisa Dilakukan saat Social Distancing & Work From Home, untuk Usir Rasa Bosan
Baca: 3 Kepala Dinas di Karawang Berstatus PDP Covid-19
Saat mencuci tangan bagian sabun yang dapat mengikat molekul lemak akan berikatan dengan molekul lemak yang ada di membran virus dengan cara merobek membran virus tersebut.
Kemudian molekul sabun akan menangkap sisa bagian molekul virus tadi dan akan larut bersama air.
Dr. Haekal pun mengatakan hal demikian atas dasar pernyataan dari World Health Organization (WHO).
"WHO pun menyatakan tidak ada bukti sabun antiseptik lebih ampuh membunuh virus daripada sabun biasa" ucap dia.
"Bahkan terlalu sering mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik dapat menyebabkan gangguan kulit, antara lain dermatitis kontak iritan." tambahnya.
Bukan hanya sabun antiseptik, dr. Haekal juga menerangkan dalam video yang dibagikan di akun Instagram pribadinya bahwa hand sanitizer memang bisa menangkal virus corona, namun sebaiknya tetap cuci tangan dengan sabun biasa dan air mengalir.
"Hand sanitizer dengan kadar alkohol di atas 60% efektif membunuh kuman, namun tetap lebih baik mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika ingin membunuh virus corona" terangnya.
Namun, apabila sedang berpergian maupun sulit menjangkau air dan sabun, penggunaan hand sanitizer dianjurkan.
"Hand sanitizer hanya digunakan jika kita kesulitan mendapatkan air mengalir dan sabun" tambahnya.
Tak lupa, dr Haekal kembali mengingatkan kita untuk mencuci tangan minimal 20 detik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
"Jadi untuk terhindar dari virus corona, cukup mudah dan murah. Dengan rutin mencuci tangan, maka kita membantu memutus rantai penyebaran virus corona, jadi rutinlah cuci tangan walau dengan sabun biasa di bawah air mengalir sesuai dengan panduan WHO minimal 20 detik."ucapnya.(*)
Berita telah dipublikasikan GridHealth.id dengan judul
Stop Gunakan Sabun Antiseptik, Musuh Kita Saat Ini Virus Bukan Bakteri