News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dexamethasone Hanya Efektif tuk Pasien Covid-19 yang Kritis, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peneliti mengungkapkan temuan bahwa obat dexamethasone yang beredar di pasaran bisa selamatkan pasien Virus Corona.

TRIBUNNEWS.COM - Kabar gembira dari Inggris. Tercatat 5.000 pasien positif virus corona (Covid-19) sembuh di negeri itu.

Berdasarkan informasi, kesembuhan mereka berkat penggunaan obat Dexamethasone.

Itulah kenapa obat Dexamethasone belakangan ini jadi perhatian dunia sekaligus angin segar berupa kabar gembira.

Sebab, hingga kini belum ada satu pun lembaga yang mengklaim telah menemukan vaksin atau obat mengatasi virus corona.

Mengenai keberhasilan itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angkat bicara terkait Dexamethasone.

"Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan Covid-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari Who.int.

Baca: Daftar 5 Obat yang Diklaim Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19, dari Dexamethasone hingga Avigan

Menyikapi obat Dexamethasone yang viral di berbagai media pemberitaan, ternyata obat ini juga sudah dipakai di Indonesia kepada pasien positif corona.

Dokter spesialis paru, dr. Erlang Samoedro, Sp.P. membenarkan obat ini memang efektif untuk pasien-pasien kritis pasien virus corona.

Baca: Ilmuwan Inggris Klaim Dexamethasone Dapat Kurangi Risiko Kematian Pasien Covid-19

"Obat ini sudah dipakai kok di Indonesia, tapi untuk pasien-pasien kritis. Sementara untuk Klorokuin digunakan untuk pasien ringan sampai sedang," ujarnya saat dihubungi KompasTV, Kamis (18/6/2020).

Lantas bagaimana hasilnya?

Dokter Erlang yang disibukkan dengan merawat pasien corona menjelaskan secara bijak, bahwa penggunaan obat tidak selalu bisa menolong jiwa pasien ataupun menyembuhkan, karena kesembuhan dinilainya juga terkait dengan banyak faktor.

Baca: Kasus Positif Corona Bertambah 1.331, Jawa Timur Jadi Wilayah dengan Tambahan Tertinggi

"Tentu ada hasilnya yang sembuh, dan ada juga yang tidak. Untuk berapa jumlah perhitungannya, saya belum ada datanya," tegasnya.

Harus resep dokter

Dexamethasone adalah obat jenis kortikosteroid yang jamak diresepkan oleh dokter.

Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan dan wajib di bawah pengawasan dokter.

Melansir Mayo Clinic, dexamethasone digunakan untuk mengobati peradangan, pembengkakan, alergi, radang sendi, asma, masalah kulit, sampai ginjal.

Berdasarkan uji klinis ahli dari University Oxford, dexamethasone dapat membantu menyembuhkan pasien infeksi virus corona.

Obat ini bisa menekan angka kematian pasien Covid-19 yang membutuhkan dukungan ventilator atau alat bantu pernapasan oksigen.

Baca: DATA TERKINI Pasien Positif Corona Tambah 1.331 Jadi 42.762 Orang, 2.339 Meninggal, 16.798 Sembuh

Konsumsi dexamethasone tak boleh sembarangan Orang yang punya gejala Covid-19 atau penyakit lain yang ingin mengonsumsi dexamethasone perlu petunjuk dari dokter.

Melansir Healthline, pemberian dosis, jenis, dan frekuensi minum obat ini sangat tergantung kondisi masing-masing pasien.

Beberapa pertimbangannya yakni:

  • Usia
  • Kondisi kesehatan
  • Tingkat keparahan penyakit
  • Reaksi tubuh saat diberikan obat sejenis sebelumnya
  • Penghentian penggunaan obat ini tak bisa sekaligus. Karena, perlu dikurangi secara bertahap untuk mencegah efek samping penarikan obat.

Baca: Ibu Hamil positif Covid-19, Bagaimana Penanganannya Saat Melahirkan? Bersalin Normal Tak Disarankan

Baca: Di Masa Pandemi Pakai Masker Bikin Sesak, Amankah untuk Ibu Hamil?

Pemberian dexamethasone juga perlu sangat berhati-hati, terutama bagi orang dalam kondisi:

  1. Infeksi jamur
  2. Jantung bermasalah
  3. Tekanan darah tinggi
  4. Lambung bermasalah
  5. Mata bermasalah
  6. TBC
  7. Diabetes
  8. Myasthenia gravis
  9. Ibu hamil dan menyusui
  10. Lansia

Setelah vaksinasi Karena dexamethasone termasuk steroid, konsumsi obat ini juga bisa memengaruhi daya tahan tubuh.

Orang yang mengonsumsi steroid jadi rentan terkena infeksi. Steroid juga dapat memperburuk atau mengaktifkan kembali infeksi yang sudah dialami.

Untuk itu, Anda perlu memberitahu detail kondisi kesehatan termasuk riwayat infeksi dalam waktu dekat pada dokter yang menangani.

Efek samping dexamethasone

Bagi sebagian orang, konsumsi dexamethasone dapat menimbulkan reaksi alergi.

Seperti dilansir Drugs, efek samping dexamethasone di antaranya:

  • Beberapa bagian tubuh bengkak
  • Nafsu makan naik
  • Gangguan suasana hati
  • Susah tidur
  • Kulit kemerahan Jerawat, keringat berlebih
  • Pusing, sakit kepala
  • Mual, muntah, sakit perut
  • Perubahan siklus haid

Jika ada tanda-tanda reaksi alergi, baiknya segera menghubungi dokter yang menangani atau cari bantuan ke layanan gawat darurat, terutama saat Anda merasakan:

  • Sesak napas
  • Lemah, lesu, otot kaku
  • Penglihatan kabur, sakit mata, berkunang-kunang
  • Depresi, gangguan pikiran dan perilaku
  • Kejang
  • BAB berdarah, batuk berdarah
  • Detak jantung jadi cepat atau melambat
  • Sakit parah di perut atas sampai punggung, mual, muntah
  • Tingkat kalium rendah sehingga kaki jadi kram, sembelit, dada berdebar-debar, sangat haus, sering kencing, kesemutan, atau mati rasa
  • Tensi naik

Apabila reaksi alergi diabaikan dan konsumsi dexamethasone tetap dilanjutkan, risikonya bisa berdampak fatal.

(Setiap obat punya reaksi berbeda-beda pada setiap orang. Informasi ini bukan pengganti saran medis. Selalu konsultasikan dengan dokter terkait kemungkinan efek samping penggunaan obat, vitamin, herbal, dan suplemen yang Anda konsumsi.)

Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dan Kompas.com dengan judul Obat Dexamethasone Sudah Dipakai di Indonesia, Bagaimana Hasilnya? Ini Kata Dokter dan Hati-hati, Konsumsi Obat Dexamethasone Perlu Pengawasan Dokter

>
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini