TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian orang mungkin belum terlalu mengenal penyakit Hemofilia yang sudah bisa dikenali sejak usia anak-anak.
Hemofilia ini merupakan penyakit yang timbul akibat kerusakan gen yang fungsinya memproduksi faktor pembekuan darah.
Ahli hematologi dan Keganasan Pada Anak dr. Novie Amalie Chozie, Sp.A (K) menjelaskan penyakit hemofilia sekitar 80 persen diturunkan dari orang tua ke anak alias genetik.
"Memang 70 sampe 80 persen ada riwayat keluarga dengan maslah yang sama nah ada 20-30 persen tidak ada riwayat keluarga," ucap dr. Novie saat live instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (19/6/2020).
Kemudian karena ada masalah dalam pembekuan darah maka penderita kalau penderita mengalami pendarahan karena jatuh maka pendarahannya akan sulit dikendalikan.
Contohnya kalau pada anak yang belajar jalan dan terjatuh maka kalau anak biasa tidak mengalami apa-apa anak hemolifia bisa berdarah dan timbul lebam biru.
"Kalau yang udah bisa belajar jalan sendinya bengkak lutut siku atau pergelangan kaki nah kalau bengkak, nyeri sendi, biasanya dokter akan berpikir kalau hemofilia, apalagi kalau ada riwayat dalam keluarga," ungkap dr. Novie.
Hemofilia penyakit seumur hidup tapi bisa dikendalikan dengan obat yang diberikan dokter walaupun mungkin ada masalah dalam pertumbuhan.
"Harapan hidup hemofilia bisa dengan pengobatan jadi bisa bertahan hidup dan mencapai usia berapapun, pasien hemofilia kami ada kok yang sudah jadi dokter, entrepreneur sukses," pungkas dr. Novie.